Pemuda Tasik Siksa Mati Bayi Monyet Jadi Sorotan Media Asing

Pemuda Tasik Siksa Mati Bayi Monyet Jadi Sorotan Media Asing

Cornelis Jonathan Sopamena - detikJabar
Selasa, 13 Sep 2022 12:48 WIB
Monyet yang disiksa untuk dijadikan konten video
Monyet yang disiksa untuk dijadikan konten video. (Foto: istimewa/Action for Primates)
Tasikmalaya -

Peringatan (trigger warning): Artikel ini mengandung konten eksplisit tentang kekerasan ekstrem yang dapat memicu kondisi emosi dan mental pembaca. Kami menyarankan Anda tidak meneruskan membacanya jika mengalami kecemasan dan meminta bantuan profesional.

Bayi monyet ekor panjang (macaca fascicularis) yang disiksa oleh pemuda asal Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat tengah menjadi sorotan media asing, Daily Star UK (United Kingdom). Media tersebut menyoroti aksi demi aksi yang dilakukan sang pelaku dan penyebar video. Artikel itu ditulis pada tahun lalu atau 8 Agustus 2021.

Diketahui, video tersebut diunggah oleh anggota grup daring privat yang membeli bayi monyet ekor panjang dan melakukan aksi sadis terhadap bayi monyet sesuai permintaan anggota lainnya. Aksi itu dilakukan semata-mata untuk hiburan. Anggota grup kemudian mengirim sejumlah uang melalui PayPal kepada pemuda Tasik itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemuda tersebut terlihat memotong telinga dan jari bayi monyet, menindik lidah dan kelopak matanya, serta menggantung atau mengikat bayi monyet itu untuk dipukuli. Bahkan, monyet itu sempat dibakar setelah disiram oleh cairan mudah terbakar. Bayi monyet disiksa hingga tewas.

Organisasi non profit asal Los Angeles, Lady Freethinker dan Organisasi not-for-profit asal Inggris, Action for Primates menyayangkan aksi tersebut dan tengah melaksanakan investigasi. Dr Nedim Buyukmihci, seorang dokter hewan dan co-founder Action of Primates turut buka suara.

ADVERTISEMENT

"Sebagai dokter hewan dengan puluhan tahun pengalaman, saya belum pernah melihat tingkat kesadisan seperti yang ditunjukkan dalam video ini. Seharusnya tidak ada media sosial atau perusahaan berbagi video yang dapat menoleransi keberadaan individu dan grup seperti ini dalam platform mereka," ucap Dr Buyukmihci sebagaimana dikutip detikJabar, Selasa (13/9/2022).

Seorang juru bicara Lady Freethinker juga turut memberi komentar. "Penderitaan para monyet ini nyata, dan ini sangat menyakitkan hati. Jejaring sosial dapat dan harus menghentikan penyiksaan hewan yang dilakukan demi hiburan dan pendapatan," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Seksi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat Wilayah VI Tasikmalaya Tatan Rustandi membenarkan info tersebut dan tengah menyerahkan kasus ini pada pihak kepolisian. Saat berita ini tayang, dua orang pembuat konten sadis tersebut sudah ditangkap oleh Polres Tasikmalaya.

Diketahui video tersebut dibuat untuk kemudian dijual pada kelompok dan forum psikopat di dunia maya. Kepala BBKSDA Tatan menyebut bayi monyet itu disiksa hingga mati.

(iqk/iqk)


Hide Ads