Jabar X-Files: Maut Anjanii Bee dan Saksi Bisu 'Burung Hantu'

Jabar X-Files: Maut Anjanii Bee dan Saksi Bisu 'Burung Hantu'

Whisnu Pradana - detikJabar
Senin, 12 Sep 2022 09:30 WIB
Anjanii Bee
Foto: tangkapan layar Facebook akun Anjanii Bee
Cimahi -

Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), 5 Maret 2020 mendadak mencekam. Pukul 08.00 WIB, seorang pemulung menemukan sesosok mayat di sebuah parit depan hotel persis di pinggir jalan raya.

Tak pelak suasana berubah riuh usai perhatian warga dan pengendara terpusat pada mayat terbungkus sprei dan plastik berwarna hitam itu. Mulut-mulut penasaran mengeluarkan ragam tanggapan, belasungkawa berbalut tanda tanya.

Polisi beringsut dari arah Bandung, kebetulan lokasi penemuan mayat berjenis kelamin perempuan itu cuma beberapa jengkal saja dari tugu pembatas antara Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim Inafis Polres Cimahi turun dari minibus hitam sembari menenteng peralatan identifikasi mayat sekaligus olah TKP. Sejurus kemudian petugas kepolisian lain memasang garis polisi menjaga warga yang penasaran dalam radius tak mengganggu kinerja mereka.

Hasil pemeriksaan polisi ada luka sayatan di bagian leher dan lebam di wajah mayat bertubuh mungil dengan ciri-ciri tato di beberapa bagian tubuhnya. Saat ditemukan, tak ada identitas apapun yang melekat pada mayat perempuan malang itu.

ADVERTISEMENT

"Kita dapat laporan dari warga bahwa ada penemuan mayat terbungkus kain seprai lalu dimasukkan ke dalam plastik hitam di selokan pinggir jalan raya utama Lembang-Bandung. Tim Inafis langsung diterjunkan ke lokasi untuk pengecekan dan olah TKP (tempat kejadian perkara)," kata AKBP M Yoris Maulana Yusuf Marzuki, yang kala itu menjabat Kapolres Cimahi.

Ternyata mayat itu tak cuka dibungkus plastik dan seprei. Saat ditemukan, ia dalam kondisi setengah telanjang. Tapi polisi belum menyebutkan apakah mayat itu korban perkosaan atau bukan.

"Indikasi perkosaan juga belum ada meskipun baju atasnya tidak ada," tutur Yoris.

Polisi bergerak cepat menelusuri identitas mayat perempuan terbungkus seprei itu. Ada tiga tato pada tubuh mayat itu, pertama di tangan kiri korban bertuliskan 'Fu*k My Life'. Tato ke dua di lengan kiri korban bergambar tokoh kartun 'Stitch' berwarna biru dengan tulisan 'than'. Lalu tato di lengan kanan korban bergambar burung hantu dan cupcakes di bawahnya.

Ciri lainnya, mayat itu bertubuh kurus dan memakai behel, usianya diperkirakan 25 tahun. Usaha polisi tak sia-sia, beberapa hari usia penemuan, mayat berhasil diidentifikasi. Korban atas nama Intan Marwah Sofiyah alias Anjanii Bee (21), warga Kampung Karajan, Desa Karang Hegar, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang.

Dipastikan Korban Pembunuhan

Hasil autopsi Anjanii diterima pihak kepolisian. Berdasarkan hasil autopsi, Anjanii Bee dipastikan tewas akibat penganiayaan menggunakan benda tumpul dan senjata tajam.

"Ini yang jelas kasus pembunuhan. Ada beberapa luka akibat benda tumpul serta sayatan di leher dengan luka cukup dalam yang menyebabkan korban meninggal dunia," kata Yoris.

Yoris punya rekam jejak yang mentereng selama menjadi anggota kepolisian. Tak ayal, ia langsung membentuk tim khusus demi mengungkap kasus pembunuhan itu. Kesimpulan sementara dari penyelidikan tim khusus bentukannya, Anjanii Bee dihabisi di tempat lain namun dibuang oleh pelaku di kawasan Lembang, KBB.

"Pembunuhannya sudah pasti di tempat lain. Untuk posisi mayat di parit itu, belum bisa diperkirakan dari mana pelakunya datang. Bisa dari arah Lembang atau arah Bandung, masih kita dalami," ucap Yoris.

Hari demi hari berganti, beragam kabar yang menyelimuti kematian tragis Anjanii Bee bermunculan. Salah satunya beredar di Facebook dan WhatsApp foto-foto seorang wanita yang dikabarkan merupakan Anjanii Bee.

Dalam foto tersebut Anjanii Bee itu mengenakan jaket salah satu anggota geng motor bersama seorang pria di sampingnya. Polisi berkilah jika Anjanii Bee tergabung dalam anggota geng motor. Tapi tak dibantah juga informasi apapun bisa ditampung demi mengungkap pelakunya.

Dugaan Pelaku Terorganisir dan Terlatih

Rapi, mungkin kata itu pantas disematkan pada pelaku pembunuhan Anjanii Bee. Petunjuk yang dikumpulkan polisi demi mengejar sang algojo, hanya remah-remah roti yang tak banyak berarti. Sampai muncul sebuah konklusi, pelakunya terorganisir dan terlatih.

"Dugaan kami lebih dari satu orang dan terorganisir. Ada peran-peran berbeda dari para pelaku, mulai dari yang mengeksekusi sampai yang membuang korban. Tapi kami terus lakukan upaya untuk mengungkap kasus ini," ujar Yoris.

Polisi menerima kabar jika Anjanii Bee sempat bertemu seorang pria di sebuah hotel. Tanpa menunda, tim khusus langsung mengecek daftar tamu yang menginap tepat di hari Anjanii Bee bertemu dengan sosok pria misterius yang disebutkan sang sopir taksi online. Namun lagi-lagi pengembangan belum membuahkan hasil.

"Kita sudah cek semua kamar hotel bahkan kita periksa satu-satu daftar tamu yang menginap di hari itu dan hari sebelumnya. Tapi enggak ada yang mengarah ke terduga lelaki yang kami kejar," ucap Yoris.

Pihak kepolisian juga mendapatkan informasi jika Anjanii Bee sempat berpacaran dengan seorang narapidana. Informasi tersebut kemudian ditindaklanjuti.

"Kita langsung kejar yang bersangkutan, tapi dia juga tidak terlalu berkaitan dengan kasus tersebut, apalagi posisinya dia masih di dalam lapas," kata Yoris.

Pihaknya menduga laki-laki itu hanya menunggu di depan hotel. Sementara Anjanii Bee memesan ojek online dan minta diantar ke alamat hotel tersebut berada.

"Kemungkinan hotel itu hanya tempat janjian, itu pun sebetulnya tidak tepat di depan hotel, ada jarak beberapa puluh meter lagi. Tapi info sekecil apapun langsung kita tindaklanjuti untuk mengungkap kasus ini," kata Yoris.

2 Tahun Berlalu, Pelakunya Tak Kunjung Terungkap

Banyak kerikil yang menghambat proses penyelidikan, mulai dari minimnya saksi mata di lokasi penemuan mayat, hingga tak ada CCTV di sekitar lokasi penemuan mayat.

"Kita kekurangan saksi dan tidak ada CCTV di lokasi pembuangan mayat. Jadi belum bisa mengarahkan ke pelaku pembuangan dan pembunuhan korban," kata Yoris.

Tempat tinggal korban selalu jadi yang pertama digeledah. Polisi menggeledah kamar kontrakan Anjanii Bee di Kota Bandung. Namun tidak mendapati titik terang mengenai barang bukti maupun lokasi pembunuhan Anjanii Bee.

"Sejak awal kasus kamar kontrakan juga sudah kami geledah semua. Tapi tidak ada jejak barang bukti dan titik terang mengarah ke lokasi pembunuhan," tutur Yoris.

Tak kira-kira, ada 120 orang saksi yang diperiksa demi menemukan siapa orang yang mengeksekusi Anjanii Bee secara brutal. Termasuk sopir taksi online yang terakhir mengantar korban ke sebuah hotel di Bandung untuk bertemu dengan seorang pria.

"Hampir 120 orang kita periksa tapi belum ada yang mengerucut. Kita coba patahkan semua alibi mereka, tapi masih juga belum jelas. Teman dekat, pacar, dan keluarganya sudah kita periksa semua," ungkap Yoris.

Hingga bergantinya pucuk pimpinan di tubuh Polres Cimahi, pelakunya masih berkeliaran apalagi motifnya. Tembok besar belum mampu dirobohkan. Menarik dinanti, bagaimana akhir cerita pembunuhan Anjanii Bee yang mungkin sudah mulai terlupakan ini.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Terungkap Motif Pembunuhan Wanita Terlilit Lakban di Ciamis"
[Gambas:Video 20detik]
(dir/dir)


Hide Ads