Beda Argumen Politik, Pria Brasil Bacok Mati Pendukung Capres Lawan

Kabar Internasional

Beda Argumen Politik, Pria Brasil Bacok Mati Pendukung Capres Lawan

Tim detikNews - detikJabar
Sabtu, 10 Sep 2022 20:30 WIB
Klitih Itu Apa? Pergeseran Makna di Balik SriSultanYogyaDaruratKlitih
Ilustrasi (Foto: detikcom).
Jakarta -

Kasus pembunuhan terjadi di Brasil karena latar belakang perbedaan politik. Seorang pendukung Presiden Brasil Jair Bolsonaro, membunuh pendukung capres Brasil Lula da Silva.

Pembunuhan itu terjadi dalam adu argumen soal politik wilayah di pinggiran Brasil. Kasus pembunuhan itu dilakukan secara keji, yakni menggunakan kapak.

Seperti dikutip detikNews, dilaporkan AFP pada Sabtu (1/9/2022), pembunuhan itu terjadi di peternakan yang berada di wilayah Confresa. Wilayah ini berpenduduk 30.000 orang. Letaknya di negara bagian Mato Grosso pada Rabu (7/9/) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendukung Presiden Brasil yang tewas itu bernama Benedito Cardoso (42). Korban terlibat perdebatan soal politik dengan tersangka yang berusia 24 tahun, identitas tak diungkap publik menjelang pemilu 2 Oktober mendatang di Brasil.

Dalam pemilu tahun ini, petahana maju kembali sebagai capres. Bolsona melawan Da Silva yang sebelumya pernah menjabat sebagai Presiden Brasil periode 2003-2010.

ADVERTISEMENT

Menurut Victor Donizete de Oliveira Pereira dari kepolisian sipil di Confresa, pembunuhan keji itu terjadi saat korban dan tersangka hanya berdua. Keduanya terlibat adu argumen bermotif politik.

"Korban membela Lula dan pelaku mengatakan dirinya membela Bolsonaro," sebut Oliveira Pereira dalam pernyataannya.

Oliveira Pereira mengatakan korban awalnya meninju tersangka, yang memukul balik. Korban kemudian mengambil pisau, namun tersangka berhasil merebut pisau tersebut darinya, lalu mengejar korban dan menyerangnya dengan pisau itu.

Saat korban terbaring di atas tanah, tersangka mengambil sebuah kapak dan membacoknya sebanyak 15 kali. Tersangka kemudian berusaha menyembunyikan senjata pembunuhan itu dan melarikan diri. Namun tersangka berhasil ditangkap setelah pergi ke rumah sakit untuk mencari bantuan medis.

Pembunuhan keji itu terjadi saat Brasil mengalami kampanye politik yang paling terpolarisasi dalam beberapa dekade. Saat ketegangan meningkat, Kepolisian Brasil meningkatkan pengamanan di acara-acara kampanye politik.

Baik Bolsonaro maupun Da Silva bahkan harus mengenakan rompi antipeluru dan menghindari kontak dekat dengan para pendukungnya selama berkampanye.

(sud/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads