Darah Yoshua di TKP Duren Tiga Disiram Air Seember

Darah Yoshua di TKP Duren Tiga Disiram Air Seember

Tim detikX - detikJabar
Selasa, 30 Agu 2022 09:05 WIB
Polisi berjaga di depan rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo pascaperistiwa baku tembak dua ajudannya di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (12/7/2022) malam. Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyerahkan penyelidikan dan penyidikan kasus baku tembak yang terjadi pada Jumat (8/7) antara dua ajudan di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo yakni Bharada E dan Brigadir J tersebut kepada tim gabungan yang akan bekerja secara profesional. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.
TKP Pembunuhan Yoshua (Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Jakarta -

Irjen Ferdy Sambo mengintervensi hingga merekayasa kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J. Bahkan, Sambo menyuruh asisten rumah tangga (ART) membersihkan darah Yoshua dengan air.

Hal itu terungkap sebagaimana laporan detikX yang mendapatkan informasi ekslusif saat sidang kode etik Sambo digelar pekan lalu. Sebelum pembersihan darah, jasad Yoshua dibawa terlebih dahulu menggunakan ambulans.

Ambulans atas permintaan Kabag Gakkum Roprovos Divpropam Polri Kombes Susanto itu datang pada pukul 19.15-19.30 WIB atau beberapa jam usai insiden penembakan Yoshua. Dalam kesaksiannya, Susanto menyebut dipanggilnya ambulans atas perintah Sambo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ambulans yang datang ke TKP atau rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jaksel itu langsung membawa jasad Brigadir J ke RS Kramat Jati, Jakarta Timur.

Setelah jasad Yoshua dibawa ke rumah sakit, seorang ART di rumah dinas Ferdy Sambo menyiram darah di TKP menggunakan seember air.

ADVERTISEMENT

Atas hal tersebut, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi menanyakan soal pembersihan TKP tersebut. ART itu bilang darah disiram air atas perintah Sambo.

"Perintah Bapak (Ferdy Sambo)," tutur ART itu kepada Budhi.

Tim detikX telah berupaya menghubungi Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo untuk mengkonfirmasi seluruh temuan ini. Namun, sampai naskah ini diterbitkan, Dedi belum menjawab telepon maupun pesan singkat kami. Sementara itu, Kabag Penum Kombes Nurul Azizah mengaku tidak tahu-menahu soal isi sidang etik Sambo. Dia meminta tim detikX langsung menghubungi timsus.

Tim detikX juga telah menghubungi Kadiv Propam Polri Irjen Syahar Diantono terkait temuan ini. Namun Syahar sama sekali tidak menggubris permohonan wawancara. Tim detikX juga menghubungi komisioner Kompolnas Pudji Hartanto, yang mengklaim hadir dalam persidangan etik Sambo. Pudji tidak membantah cerita yang kami dapatkan. Dia lantas memberikan pernyataan Sambo yang ia catat pada saat sidang etik berlangsung.

"Saya membenarkan semua keterangan saksi di sidang etik ini walaupun ada beberapa hal yang akan saya buktikan sebagai pembelaan saat di sidang pengadilan pidana nantinya," kata Sambo sebagaimana disampaikan Pudji kepada reporter detikX.

Tim detikX juga telah berupaya menghubungi pengacara Sambo, Arman Hanis, untuk meminta tanggapan terkait pernyataan Sambo dalam sidang etik itu. Namun Arman menolak permintaan wawancara kami dengan menyatakan bahwa dia akan berbicara pekan ini kepada media.

Dalam kasus ini, Polri menetapkan lima orang tersangka. Mereka yakni Irjen Ferdy Sambo, Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, Kuat Ma'ruf dan Putri Candrawathi. Mereka dikenakan pasal pembunuhan berencana.




(dir/dir)


Hide Ads