Kematian bocah lelaki berusia 14 tahun di kolong jembatan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) masih menyimpan tanda tanya. Leher bocah itu terjerat tali. Dia disebut gantung diri.
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Jabar mengecek langsung ke tempat kejadian, beberapa waktu lalu. Lokasi jembatan itu berada di Dusun Pajaten, Desa Sirnabaya, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang. detikJabar mengecek tempat itu melalui visual Google Maps, Sabtu (14/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komnas PA Jabar mengungkapkan ada kejanggalan di balik penyebab kematian bocah itu. Sorotoannya soal tempat ditemukannya mayat bocah tersebut.
"Dilihat dari video penemuan saat pertama kali ditemukan jenazah S, lokasi tersebut begitu sempit. Posisi S ditemukan telungkup di antara celah konstruksi kaki di bawah jembatan. Cantolan tali yang diikatkan ke kepala hanya berjarak kurang lebih satu meter dari tubuh korban," kata Komisioner Komnas PA Jabar Wawan Wartawan saat mengecek lokasi kejadian, Rabu (11/5).
"Di sana pun terlihat ada bentangan kabel listrik bertegangan tinggi menempel di konstruksi jembatan. Jadi saya menduga ada kemungkinan lain selain gantung diri hingga bocah ini meninggal," tutur Wawan menambahkan.
![]() |
![]() |
detikJabar mendatangi lokasi ditemukannya mayat bocah terjerat tali tersebut, Sabtu (14/5/2022). Tempatnya di sela gelagar beton jembatan utama. Sekadar diketahui, jembatan Tol Japek ini sering digunakan warga menuju kawasan industri.
Keterangan ketua RT setempat dan video yang diperoleh detikJabar, posisi tubuh bocah lelaki itu tertelungkup. Leher bocah terikat tali biru. Lebar celah gelagar ini sempit atau muat untuk satu orang dewasa.
![]() |
![]() |
Bocah Bekerja di Bengkel
Bocah berusia 14 tahun itu diketahui bekerja di bengkel. Dia membantu kakak iparnya bernama Parmin. Lokasi bengkel itu berjarak kurang lebih 100 meter dari lokasi ditemukannya jenazah bocah.
Selain itu, dari keterangan tetangga, bengkel tersebut sudah tutup sejak kejadian tersebut pada Senin (10/5). "Pokoknya dari sejak kejadian sampai sekarang sudah enggak buka," kata Iyah (56), pemilik warung yang lokasinya berhadapan dengan bengkel tempat kerja bocah.
Iyah mengenal sosok bocah itu pendiam dan jarang berkomunikasi. "Anaknya enggak banyak omong lah," ucap Iyah.
Ketua RW 2 Dusun Pejaten, Abah Ikom (47) mengatakan, bengkel Parmin merupakan bangunan liar yang berdiri sejak 2000. "Dari informasi, bengkel Parmin sudah 12 tahun di situ. Memang bangunan liar," kata Ikom saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Respons Polisi
Polisi menyelidiki kematian bocah usia 14 tahun itu. Sejumlah saksi turut diperiksa untuk mengungkap apakah bocah itu bunuh diri atau dibunuh.
"Kami sedang pendalaman saksi-saksi. Sementara ini kami sudah periksa lima saksi," kata Aldi di Mapolres Karawang, Jumat (13/5).
Aldi tidak menyebut rinci soal kemungkinan korban dibunuh atau dugaan merekayasa seolah-olah korban bunuh diri. Hasilnya akan diumumkan setelah proses penyelidikan tuntas.
"Kami sudah mengambil langkah-langkah. Sudah ada titik terang. Biarkan kami bekerja, nanti kami sampaikan," kata Aldi.
(bbn/bbn)