Kasus bocah laki-laki 14 tahun gantung diri di Karawang disorot Komisi Nasional Perlindungan Anak Jawa Barat (Komnas PA Jabar). Dalam penelusurannya, Komnas PA Jabar menemukan sejumlah kejanggalan.
Komisioner Komnas PA Jabar Wawan Wartawan mengakui menemukan banyak informasi baru dari hasil pengumpulan fakta di lokasi kejadian dan wawancara terhadap keluarga dan orang terdekat terkait kematian bocah laki-laki berinisial S.
"Pertama di lokasi kejadian, tepatnya di bengkel Parmin (Kaka Ipar S) bocah itu putus sekolah lalu bekerja membantu kakak iparnya menambal ban juga mengisi bensin. Lalu, dari keterangan RT, pemilik bengkel (Parmin) tidak termasuk warga Dusun Pejaten, Desa Sirnabaya, Telukjambe Timur," katanya saat ditemui di bengkel S bekerja, Rabu (11/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wawan juga melihat ke tempat kejadian perkara (TKP), tepat di bawah jembatan Tol Jakarta Cikampek (Japek).
"Saat dilihat dari video penemuan saat pertama kali ditemukan jenazah S, lokasi tersebut begitu sempit dan posisi S ditemukan telungkup di antara celah kontruksi kaki di bawah jembatan, dan cantolan tali yang diikatkan ke kepala hanya berjarak kurang lebih 1 meter dari tubuh korban," jelasnya.
"Di sana pun terlihat ada bentangan kabel listrik bertegangan tinggi menempel di kontruksi jembatan. Jadi saya menduga ada kemungkinan lain selain gantung diri hingga bocah ini meninggal," lanjut Wawan.
Berasal dari Keluarga Kurang Mampu
Kemudian Komnas PA Jabar bergerak menuju kediaman bocah tersebut. Dari penelusuran, jarak TKP ke kediaman S cukup lumayan jauh hingga harus memakan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan.
Dibantu orang terdekat kakak ipar S, Komnas PA akhirnya sampai di kediaman S yang berada di kawasan hutan industri di Desa Parungmulya, Kecamatan Telukjambe Barat.
"Keluarga S ini tergolong keluarga tidak mampu, ayah S bernama Sali (45) bekerja sebagai buruh kasar pembuat arang kayu dan memiliki 4 anak, dan S merupakan anak ketiga," ujarnya.
Bocah Putus Sekolah
Saat ditanya Komnas PA, Sali mengaku anaknya S dikenal baik meski ia harus putus sekolah karena kendala biaya.
"Jadi anak saya (inisial S) putus sekolah saat kelas 6 SD, terus 3 hari setelah Lebaran lanjut bantu kakak iparnya. Kalau setiap hari yah baik enggak aneh-aneh," kata Sali saat diwawancarai.
Sali juga mengungkapkan kepasrahan atas berpulangnya S yang meninggal gantung diri. "Ini merupakan cobaan saya sudah mengikhlaskannya, sudah tidak perlu diperiksa-periksa," ujarnya.
Harus Ditangani Kepolisian
Sementara itu, Wawan mengatakan kasus ini perlu ditelusuri lebih lanjut, meski keluarga dari korban memang dari keluarga tidak mampu.
"Ranah ini memang harus ditangani kepolisian, namun yang pasti kasus ini perlu ditindaklanjuti serius walau keluarga S ini dari keluarga tidak mampu," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, bocah laki-laki berusia 14 tahun berinisial S ditemukan gantung diri di bawah jembatan Tol Jakarta Cikampek (Japek) tepatnya di Dusun Pajaten, Desa Sirnabaya, Kecamatan Telukjambe Timur.
"Jadi kami dapat laporan pada jam 7 malam Senin (9/5/2022) kemarin seorang anak umur 14 tahun ditemukan gantung diri di bawah jembatan Tol Japek, atau di belakang PT TMMIN," kata Kapolsek Telukjambe Timur Kompol Oesman dalam keterangan yang diterima detikJabar, Senin (10/5/2022).
Oesman mengatakan, berdasarkan keterangan saksi, korban sempat dicari oleh kerabatnya hingga ditemukan tewas di bawah jembatan Tol Japek.
"Dari keterangan saksi dari kerabatnya ia sempat mencari S yang sejak siang pergi dari bengkel, kemudian mendapati S sudah meninggal dunia di kolong jembatan tol dengan cara gantung diri menggunakan tali tambang," ujarnya.
(ors/ors)