7 Fakta Kasus Pembunuhan Wiwin Berujung Mulyadi Gantung Diri

Kabupaten Bandung Barat

7 Fakta Kasus Pembunuhan Wiwin Berujung Mulyadi Gantung Diri

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 13 Mei 2022 07:00 WIB
Ilustrasi Pembunuhan
Ilustrasi kasus pembunuhan (Ilustrator: Edi Wahyono/detikcom)
Bandung Barat -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda, pembaca, merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Mulyadi (38) diburu polisi gegara membunuh Wiwin Sunengsih (31). Sempat kabur ke hutan, Mulyadi ditemukan tewas dengan kondisi gantung diri.

detikJabar merangkum fakta-fakta yang terungkap dalam tragedi berdarah berlatar asmara itu. Apa saja?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Korban Digorok

Tragedi berdarah yang menimpa Wiwin itu terjadi di Desa Jayamekar, Kecamatan Bandung Barat, Minggu (8/5). Wiwin dibunuh secara sadis oleh Mulyadi, yang tak lain mantan kekasihnya.

"Telah terjadi penganiayaan yang mengakibatkan korbannya meninggal dunia. Korban dianiaya dengan cara ditusuk perutnya terus lehernya digorok oleh pelaku yang berinisial M," kata Kapolres Cimahi AKBP Imron Ermawan

ADVERTISEMENT

Nyawa ibu satu anak ini tak tertolong saat dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan medis.

2. Motif Asmara

Persoalan asmara antara keduanya jadi motif Mulyadi nekat menghabisi nyawa Wiwin. Diketahui, Mulyadi mengajak Wiwin menjalin biduk rumah tangga namun ditolak.

"Motif dari pelaku melakukan ini patut diduga karena korban tidak mau diajak nikah oleh pelaku," ucap Kapolres Cimahi AKBP Imron Ermawan.

3. Diancam Sebelum Dibunuh

Sebelum membunuh Wiwin, Mulyadi diketahui melakukan pengancaman terhadap Wiwin. Ancaman itu dilakukan Mulyadi dua hari sebelum insiden berdarah berlangsung.

"Dua hari sebelumnya dia masih ada keliling-keliling katanya mengancam-ngancam," ucap Ketua RW setempat, Agus Sopian.

Agus mengatakan sejak ancaman itu terjadi, pihaknya bersama pengurus setempat sudah mengantisipasi. Bahkan, pihaknya sudah melapor ke polisi setempat.

"Dua hari mah aman-aman saja nggak ada apa-apa, eh ternyata terjadinya siang hari. Malam juga saya pantau tiap malam, setiap hari, dua hari aman-aman saja. Ternyata, kejadiannya siang hari," kata Agus.

Tak hanya kepada Wiwin, Mulyadi bahkan mengancam anak Wiwin hingga membuat trauma.

Diancam korban sama anaknya. Rencananya mau membunuh berantai," ucap Ujang Mimin, orang tua dari Wiwin.

Ancaman itu diucapkan pelaku yang diketahui bernama Mulyadi itu kepada korban. Menurut Ujang Mimin, ancaman diberikan pelaku lantaran hubungan asmara anaknya dan pelaku kandas.

"Ngancam teteh (Wiwin). Katanya 'kalau maneh mutuskeun urang, si teteh jeung anak na hirupna moal sampe ka tenang (kalau kamu mutusin saya, si teteh dan anaknya hidupnya enggak akan tenang). Daripada putus mah mending keneh paeh duanana (daripada putus lebih baik mati dua-duanya)," kata dia menirukan ucapan pelaku.

4. Teror Pelaku 'Dicueki' Polisi

Selama proses pencarian terhadap Mulyadi, keluarga mengungkap fakta lain. Ujang Mimin mengaku saat melaporkan ancaman teror Mulyadi, laporannya itu 'dicueki; petugas.

Polisi membantah pengakuan Ujang Mimin itu. Polisi menyebut laporan diterima bahkan disarankan untuk mediasi.

"Tidak ada. Karena realitanya laporan diterima kemudian diakomodir," ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo kepada detikJabar, Rabu (11/5).

5. Mulyadi Gantung Diri

Beberapa hari dilakukan pencarian, Mulyadi akhirnya ditemukan. Akan tetapi, saat ditemukan kondisi Mulyadi tewas gantung diri.

"Jadi ditemukan dalam keadaan meninggal dunia," ucap Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo kepada detikJabar, Kamis (12/5).

Mulyadi ditemukan tewas dengan cara gantung diri di sebuah pohon dengan ketinggian 3 meter. Dia ditemukan tewas pagi tadi pukul 06.00 WIB.

Ibrahim menuturkan tekanan psikis tersebut diduga didapat lantaran pelaku sudah merasa terkepung. Sebab, usai membunuh Wiwin Sunengsih, aparat kepolisian memburu pelaku. Tak hanya itu, warga juga ikut mencari keberadaan dari pelaku.

"Karena merasa dirinya sudah terkepung oleh warga setempat maupun oleh polisi, sehingga pelaku melakukan jalan pintas dengan cara gantung diri," tutur Ibrahim.

6. Jenazah Mulyadi Ditolak Warga

Salah seorang perwakilan warga setempat, Bahrudin menuturkan, sebanyak lima rukun warga menolak jenazah Mulyadi.

"Sehingga warga sekitar RW 13, RW 14, RW 7 dan 8 menolak jenazahnya dimakamkan di sini," ucap Bahrudin.

Warga mengatakan, penolakan tersebut dikarenakan latar belakang Mulyadi yang dinilai keji dan merusak citra kampung.

"Sebelum kejadian sudah banyak membuat resah, banyak kehilangan barang-barang, dan yang paling sadis adalah pembunuhan," ucap Bahrudin.

7. Penyidikan Kasus Pembunuhan Wiwin Disetop

Mulyadi sang pembunuh Wiwin ditemukan tewas gantung diri. Status pidana terhadap tersangka pun batal demi hukum.

Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Ibrahim Tompo menegaskan berdasarkan Pasal 109 KUHPidana status pidana terhadap Mulyadi batal demi hukum atau proses penyidikan dihentikan.

"Karena tersangka meninggal dunia, berdasarkan pasal 109 ayat 2 KUHP, penyidikan dihentikan demi hukum dengan pertimbangan tersangka meninggal dunia. Hal ini akan disampaikan kepada penuntut umum sesuai KUHP dan keluarga korban," ucap Ibrahim di Mapolres Cimahi, Kamis (12/5).

(dir/bbn)


Hide Ads