Baru-baru ini media perpesanan WhatsApp Group (WAG) dihebohkan dengan potongan video dugaan bullying kepada bocah yang masih duduk dibangku sekolah dasar (SD) di Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi.
Dari video yang beredar terlihat dua bicah memakai baju koko biru dan oranye. Mereka seolah-olah berada dalam ring dan dipandu oleh anak lainnya dengan usianya lebih tua, berperan layaknya sebagai wasit.
Dirangkum detikJabar, Sabtu (7/5/2022) berikut fakta-fakta terungkapnya kasus dugaan bullying atau penindasan kepada anak di bawah umur:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Dibongkar Orang Tua Korban
Terungkapnya kasus dugaan bullying yang menimpa anak di bawah umur ini pertama kali dibongkar oleh orang tua korban. Pria berinisial MP (49) mengatakan, awalnya dia melihat video perkelahian paksaan itu di YouTube.
"Jadi gini ini tuh kasusnya 2 bulan yang lalu, ketahuan baru dua hari menjelang lebaran. Jadi ada video di-upload di YouTube, pas dilihat ternyata anak saya yang jadi korban, jadi (mereka) dipaksa diadu oleh anak-anak SMP," kata MP saat dihubungi, Jumat (6/5/2022).
2. Korban Sempat Tutup Mulut
Saat pertama kali video itu ditemukan, anak MP yang menjadi korban tidak mau buka suara terkait tindakan penindasan tersebut. Namun anaknya yang berusia 9 tahun itu menunjukkan perubahan sikap.
"Selama ini anak diam enggak mau ngaku, sampai video itu ditemuin juga masih enggak ngaku. Cuman ibunya (keponakan) bilang 'anak saya jadi enggak mau sekolah agama (madrasah)," ujarnya.
3. Bocah Alami Trauma
Korban lain, selain anak MP mengalami trauma psikis pasca diambilnya video tersebut. Dia mengatakan, korban tidak memiliki motivasi sekolah bahkan meminta orang tuanya untuk pindah dari lingkungan tempat tinggalnya itu.
"Yang satunya lagi ini sampai sekarang trauma. Itu yang sampai nggak mau sekolah, minta pindah dan gamau tinggal di sini. Dia juga merasa takut ke saya karena mukulin anak saya, ya saya wajar 'bukan salah kamu,' saya bilang," tuturnya.
4. Deretan Tindakan Dugaan Bullying
Tindakan penindasan dan kekerasan ini diduga bukan yang pertama kali. MP mengatakan, orang tua lain ikut mengungkapkan kondisi kekerasan yang pernah dialami anak-anaknya oleh terduga pelaku yang sama.
"Ini ternyata kasusnya bukan sampai di situ saja. Setelah ramai muncul orang tua lain yang bilang anaknya pernah dipaksa makan cabai, dimasukkan tong sampah, suruh beli rokok, dipaksa ngerokok banyak, termasuk ada yang disundut lehernya," imbuhnya.
5. Orang Tua Lapor Polisi
Atas dorongan berbagai pihak, MP melaporkan tindakan dugaan bullying itu ke pihak berwajib. Pada Jumat (6/5) malam, dia sambangi Polres Sukabumi Kota untuk membuat laporan.
"Ini saya sedang ke Polres didampingi oleh pihak Polsek Cibeureum. Kalau berdasarkan video, (yang akan dilaporkan) pembuat atau penggunggah konten. Selebihnya saya serahkan ke polisi untuk pengembangan pelaku lain," pungkasnya.
(mso/mso)