Seorang pedagang curhat ke Presiden Jokowi terkait kerabatnya yang ditangkap polisi gegara menolak pungutan liar (Pungli) di Pasar Bogor. Polda Jawa Barat memberi penjelasan soal duduk perkara pria bernama Ujang Sarjana itu ditangkap.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo menjelaskan perkara yang menjerat Ujang Rusmana tersebut merupakan perkara penganiayaan. Ujang Rusmana, kata Ibrahim, terlibat akan aksi penganiayaan di Pasar Bogor pada 2 Desember 2021 lalu.
"Kasusnya murni penganiayaan," ucap Ibrahim kepada detikJabar via pesan singkat, Jumat (22/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 5 Pahlawan Perempuan Asal Jawa Barat |
Ibrahim menjelaskan Ujang Sarjana yang merupakan pedagang buah di Pasar Bogor dilaporkan oleh pedagang pasar lainnya. Ujang Sarjana dilaporkan atas penganiayaan.
Insiden penganiayaan itu terjadi pada Jumat 26 November 2021. Saat itu, pelapor bersama temannya sedang membagikan minuman kemasan jualannya ke pedagang sayur di Pasar Bogor. Adapun uang pembayaran minuman kemasan itu, kata Ibrahim, biasanya ditagih kepada pelapor.
"Area penjualan pelapor dianggap menjadi wilayahnya terlapor sehingga perebutan lahan jualan yang ada di Jalan Bata Pasar Bogor, ini menjadi sebab utama terjadinya pemukulan," tutur Ibrahim.
Saat pelapor tengah menjual minuman kemasan itu, Ujang Sarjana lantas menghampiri pelapor sambil marah-marah. Menurut Ibrahim, Ujang Sarjana menyebut pelapor tidak menghargai dengan alasan merebut lahan jualan Ujang.
Marah-marah Ujang Sarjana tak ditanggap oleh pelapor hingga pelapor meninggalkan lokasi. Singkat cerita, pelapor mengaku mendengar Ujang Rusmana meneriakkan kata 'serang'.
"Tanpa diduga, sekelompok orang berjumlah sekira 7 orang melakukan pengeroyokan memukuli badan pelapor dan temannya menggunakan tangan kosong. Akibat kejadian tersebut, pelapor mengalami luka memas pada pergelangan lengan sebelah kanan," kata Ibrahim.
Seperti diketahui, curhatan histeris pedagang mewarnai kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pasar Bogor dalam rangka penyerahan bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng. Kedua pedagang ini mengaku om mereka ditangkap polisi karena menolak pungutan liar (pungli). Polisi menjelaskan duduk perkara kasus ini dan menyatakan penanganan telah dilakukan.
Saat itu Jokowi yang didampingi Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim meninjau beberapa pedagang di dalam Pasar Bogor sembari membagikan souvenir kepada warga di lokasi. Tiba-tiba saja dua orang pedagang berteriak histeris, mengadu kepada Presiden Jokowi. Kejadian ini pun viral.
"Bapak, di sini banyak pungli, Pak," kata pria tersebut kepada Jokowi.
Sejurus kemudian Jokowi berhenti melangkah. Jokowi menyimak curhatan pria dan wanita yang histeris tersebut.
Gesture meminta tenang ditunjukkan Jokowi untuk keduanya. Pedagang tersebut terus histeris sembari curhat kepada Presiden Jokowi. Seskab Pramono Anung yang mendampingi Jokowi mencatat curhatan tersebut.
"Tolong, Bapak, om kami menolak pungli, ditangkap polisi," kata wanita tersebut.
"Yang dipenjara siapa?" tanya Pramono.
"Om saya," jawab wanita tersebut.
"Namanya siapa?" tanya Pramono lagi.
"Ujang Sarjana," jawab pria dan wanita tersebut.
"Mana mau Lebaran, anaknya ada empat. Bapak, mohon bisa bantu kami, Bapak," sambung wanita itu.
"Ya, sudah (dicatat)," ucap Jokowi yang memperhatikan catatan Pramono di saat pria dan wanita tersebut terus menyampaikan curhatnya.
(dir/mso)