Penyelundupan narkotika lewat perairan selatan Jawa Barat masih menjadi primadona para sindikat narkotika. Polri menjadikan wilayah pantai selatan sebagai atensi.
"Saya kira, Jawa Barat kami menjadikan ini jadi titik yang perlu di atensi sebagai pintu masuk," ucap Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Krisno H Siregar di Pusdik Intel, Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (24/3/2022).
Hal tersebut bukan tanpa alasan. Krisno menyebut ada beberapa kasus penyelundupan yang kerap ditemukan melalui wilayah Pantai selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pantai selatan Jabar secara tradisional itu, sudah lama kita menemukan pantai selatan Jabar itu sebagai pintu masuk, tapi tidak di titik Pangandaran ini. Faktanya, 2012 lalu, itu di Pelabuhan Ratu, Ujung Genteng, di sana ada orang Iran yang ketangkep, Direktur Tindak Pidana Narkobanya saat itu Pak Arman Depari," kata dia.
Penyelundupan lewat pantai selatan terulang kembali di tahun 2020. Krisno mengatakan saat itu penyelundupan dilakukan melalui Pelabuhan Ratu.
"Mereka pintar. Kita harus lebih pintar seperti yang dibilang pak Kapolri," tuturnya.
Indonesia Pasar Peredaran Narkotika
Selain itu, Krisno juga menyebut Indonesia masih menjadi pasar peredaran narkotika jaringan internasional. Pasalnya, pengguna narkotika di Indonesia masih cukup tinggi.
"Sebagai pasar. Pengguna kita masih banyak. Tingkat prevalensi penyalahguna narkotika," ucapnya.
Sementara wilayah Jawa Barat, kata Krisno, berdasarkan data masih sebagai bagian dari transit peredaran. Hal itu berdasarkan data yang diperoleh dari BNN Provinsi Jabar, prevalensi pengguna narkotika di Jabar berada di urutan ke-9 di Indonesia.
"Ini jadi daerah transit. Buktinya, karena berdasarkan data BNN untuk provinsi Jabar tingkat prevalansinya nomor 9 dari semua 34 provinsi di Indonesia. Jabar bukan tempat utama untuk didistribusikan. Jadi transit, nanti diteruskan ke daerah lain," kata dia.
Berbagai upaya dilakukan oleh aparat penegak hukum untuk menekan peredaran narkotika. Penindakan tegas dilakukan Polri terhadap bandar-bandar hingga pengedar.
"Bandar hukumannya mati, seumur hidup dan dimiskinkan," katanya.
Pihaknya juga tak memungkiri jalur laut menjadi primadona sindikat untuk menyelundupkan barang haram ke dalam negeri. Antisipasi dengan berkoordinasi lintas sektoral menjadi salah satu cara mencegah terjadinya penyelundupan.
"Penyelundupan narkotika dalam jumlah besar, analisa kita paling banyak lewat jalur laut. Tapi tidak menutup kemungkinan berulang modus seperti tahun tahun lalu melalui jasa kontainer, yang pasti bukan kurir lewat udara karena terbatas. Pilihannya di transportasi laut atau kargo. Kargo itu bisa kargo udara atau laut juga," tutur dia.
(dir/mso)