Sebelum Selundupkan Sabu 1 Ton, Eks Atlet BMX Bekerja jadi Sopir Tembak

Sebelum Selundupkan Sabu 1 Ton, Eks Atlet BMX Bekerja jadi Sopir Tembak

Rifat Alhamidi - detikJabar
Kamis, 17 Mar 2022 18:43 WIB
Ilustrasi narkoba, sabu putau ganja
Foto: Ilustrasi: Mindra Purnomo/detikcom
Bandung -

Satu pelaku penyelundupan satu ton sabu via perairan Pangandaran akhirnya terungkap. Dia adalah NS yang bernama lengkap Niki Sansan (27), mantan atlet BMX yang pernah mewakili Jawa Barat di ajang Pekan Olahrga Nasional (PON) 2016

Tapi sayang, kiprah Niki harus terhenti usai PON 2016. Ia terkendala oleh umur yang sudah melewati batas kriteria ketika hendak didaftarkan Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Jawa Barat ke kompetisi resmi di tingkat daerah maupun nasional.

"Kalau dari kegiatan sehari-harinya saat masih aktif, Niki memang punya totalitas dan dedikasi ke sepeda BMX. Sampai akhirnya dia jadi wakil di Porda Jabar dari Tasikmalaya terus ikut PON Jabar," kata Ketua Harian Pengprov ISSI Jabar Gunaryo via telepon, Bandung, Kamis (17/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah berhenti dari dunia sepeda BMX, Niki diketahui banting setir menjadi seorang supir panggilan di Pangandaran. ISSI pun kehilangan komunikasi dengan Niki dua tahun ke belakang dan tak memantau lagi bagaimana perkembangannya.

Baru pada Rabu (16/3) kemarin, Gunaryo dan para pengurus ISSI Jabar mendapat kabar terbaru mengenai Niki. Dia ternyata telah ditangkap polisi usai ikut dalam penyelundupan satu ton sabu di Pangandaran.

ADVERTISEMENT

"Ya, kami semua pengurus kaget sekaligus prihatin. Kok bisa (terlibat penyelundupan satu ton sabu)," ucapnya.

Gunaryo pun baru mendapat informasi jika Niki harus banting setir menjadi supir 'tembak' di Pangandaran. Profesi itu dilakukan Niki usai tak aktif lagi di dunia sepeda BMX.

"Dua tahun ke belakang Niki sudah enggak aktif lagi, kami juga lost contact. Ternyata baru tahu Niki punya kegiatan sambil jadi supir tembak bawa kendaraan, itu info dari keluarganya," ungkapnya.

"Informasi dari keluarganya, saat kejadian Niki itu enggak sengaja atau enggak tahu kalau barang yang dia bawa adalah sabu. Tapi, informasi ini masih belum jelas yah harus ditanyakan lagi ke keluarganya," tambahnya.

Imbas kejadian ini, ISSI pun berharap ada bentuk penghargaan dari pemerintah bagi pesepeda berprestasi di Jawa Barat. Pihaknya tak ingin, kejadian yang menimpa Niki ini terulang dan dialami oleh orang lain.

"Ini menjadi konsen kami, memang atlet diatas 25 tahun kalau untuk multievent itu enggak bisa tanding lagi. Kalau udah begitu, kadang mereka enggak punya peluang karir di masa depannya. Akhirnya alih profesi lah seperti Niki ini. Ke depan mudah-mudahan ada perhatian dari stakeholder dan pemerintah supaya atlet-atlet yang berprestasi bisa diperhatikan lagi," pungkasnya.




(ral/yum)


Hide Ads