.webp)
Polisi mengungkap identitas mayat pria berjaket motif loreng yang ditemukan di area embung Gunung Walat atau tepatnya di Gunung Cikatomas, Kabupaten Sukabumi. Pria itu bernama Riandi alias Alex. Dia meninggalkan surat wasiat.
Meski dinyatakan meninggal karena sakit oleh keluarga, Riandi kedapatan membawa surat wasiat dalam bahasa Sunda. Surat wasiat itu ditemukan di dalam tas selempang yang ditemukan tidak jauh dari jasad Riandi.
"Lamun panyakit urang jadi terus, teu katulungan, tolong panguburkeun di gunung. Tong dihadiran ku keluarga urang, kendae tong sina nyarahoeun. Urang hirup sorangan, teu boga dulur sasaha. Wayahna hampura, kur menta ieu hungkul (Kalau penyakit saya kambuh tidak tertolong, kuburkan di gunung. Jangan dihadiri oleh keluarga saya, biarkan jangan sampai tahu. Saya hidup sendiri, tanpa sanak keluarga. Maklumi maafkan, hanya minta itu saja)," isi surat wasiat sebagaimana dilihat detikJabar, Rabu (16/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Riandi ditemukan dalam kondisi terlentang. Kedua tangan di atas perut, kaki menekuk, kepala mendongak ke atas.
"Korban pertama kali ditemukan oleh warga yang sedang berburu burung. Warga kemudian melapor ke polisi," kata Kanit Reskrim Polsek Cibadak AKP Madun.
Terkait surat wasiat, Madun membenarkan hal itu. "Pada tas selempang korban di temukan surat wasiat yang diduga di buat olehnya. Isinya soal korban yang mengaku memiliki riwayat penyakit. Menurut keterangan keluarga, korban mempunyai riwayat penyakit lambung akut dan asma," tutur Madun.
Sekadar diketahui, mayat pria berjaket motif loreng hitam, celana panjang hitam dan sepatu bot ditemukan tergeletak di area embung Gunung Walat, Rabu (16/3/2022). Jasad lelaki itu pertama kali ditemukan oleh pemburu burung.
"Ditemukan sekitar pukul 08.00 WIB ditemukan oleh warga yang hendak berburu. Saat ini jasad korban sudah dievakuasi ke rumah sakit," kata Aliuldan, warga di sekitar lokasi kejadian, Rabu (16/3/2022).
Warga setempat tidak mengenali mayat pria tersebut. "Tadi katanya akan diidentifikasi di rumah sakit. Tidak ada yang kenal, sepertinya bukan warga setempat," ujar Aliuldan.
(sya/bbn)
