Kopda Andreas Dwi Atmoko mengurai detik-detik mencekam setelah mengangkut tubuh Handi-Salsa yang jatuh tertabrak ke dalam mobil di Nagreg, Kabupaten Bandung. Ia sempat memohon kepada atasannya, Kolonel Priyanto, untuk membawa dua sejoli itu ke puskesmas, tapi tak digubris oleh Priyanto.
Andreas pun menguraikan kronologi tersebut saat menjalani persidangan di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta Timur, Selasa (15/3/2022). Ia menjalani pemeriksaan sebagai saksi.
Dia mengatakan Handi dan Salsa dibawa ke dalam mobil oleh dirinya bersama Kolonel Priyanto dan Koptu Achmad Sholeh. Dalam perjalanan, Kopda Andreas meminta izin kepada Kolonel Priyanto untuk membawa Handi dan Salsa ke puskesmas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya melihat puskesmas. Sebelum Puskesmas Limbangan kasih saran ke beliau, 'mohon izin ada puskesmas harus bawa ke puskesmas', tapi beliau tidak mendengarkan, lanjut," kata Kopda Andreas.
Andreas mengatakan saat itu dirinya sudah memohon kepada Priyanto untuk membawa Handi dan Salsa ke puskesmas. Namun, katanya, Priyanto memerintahkan Kopda Andreas untuk diam dan mengikuti perintahnya.
"'Ikuti perintah saya,' ada. 'Udah diam ikuti perintah saya'. Jadi tidak berhenti saat ada puskesmas," jelas Kopda Andreas.
"Saya sudah memohon. Saya menyarankan untuk kembali. Jawabannya 'udah kamu ikuti saya'," tambahnya.
Diselimuti Kekhawatiran
Andreas tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya,
Sambil menangis di ruang persidangan, Kopda Andreas menjelaskan kekhawatiran dirinya saat itu. Dia menyebut Kolonel Priyanto meminta Kopda Andreas tidak cengeng.
"Karena saya punya anak dan istri, kalau ada apa-apa nanti gimana keluarga saya. Nggak berani, syok. Saya sudah memohon. 'Kamu nggak usah cengeng saya sudah pernah mengebom tidak ketahuan'," tutur Kopda Andreas
"'Tentara nggak usah cengeng'. Mobil terus dibawa oleh terdakwa, tidak berhenti," tambahnya.
Baca juga: Penampakan Doni Salmanan Berbaju Tahanan! |
Sampai akhirnya, dia bersama Kolonel Priyanto dan Koptu Achmad mencari sungai untuk membuang jasad Handi dan Salsa. Setelah ditemukan tempat yang tepat, jasad Handi dan Salsa dibuang ke sungai.
"Mencari sungai, untuk membuang kedua korban. Pertama kali masuk ke kampung-kampung salah, nyari lagi ke jalan raya, cari sungai lain lagi. Jalannya sempit, masuk lagi ke jalan utama menuju ke arah Banyumas. Mobil parkir di jembatan, posisi di tengah jembatan dengan lampu mobil masih menyala. Jam 10 malam," ucap Kopda Andreas
"Turun dari mobil, hanya lampu kecil yang menyala. Diperintahkan terdakwa turun dari mobil. Saksi tiga masih dalam kondisi di mobil, jadi saksi dua dan terdakwa mengeluarkan perempuan. Dibuang dari atas jembatan," sambungnya.