Perwakilan sebuah universitas di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, buka suara terkait kasus pornografi yang dilakukan oleh mahasiswanya inisial ARM (23). Mahasiswa tersebut diketahui kedapatan merekam dan menjual video teman-teman mahasiswinya yang sedang mandi.
Wakil rektor (warek) 1 dari universitas tersebut menyampaikan, bahwa benar pelaku yang merekam 5 mahasiswi sedang mandi di lokasi kerja nyata mahasiswa (KNM) di Desa Baribis, Kecamatan Cigasong, Majalengka, adalah mahasiswanya.
"ARM, mahasiswa prodi Bahasa Inggris FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)," kata warek saat dikonfirmasi detikJabar, Selasa (22/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan dia, kegiatan KNM itu dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2021 kemarin. Pihaknya baru menerima laporan kejadian tersebut pada 28 Desember 2021.
Pasca diketahui kejadian itu juga, ujarnya pihak kampus langsung memberikan pendampingan terhadap koban sekaligus memberikan sanksi kepada pelaku.
"Kami baru tahu juga setelah korban melapor ke Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB)," ujar dia.
Terkait dengan sanksi terhadap pelaku, pihaknya mengambil langkah pemberhentian sementara. Hal ini dilakukan dalam rangka menghormati proses hukum yang sedang berjalan terhadap pelaku.
"Kami sudah menerima surat usulan dari hasil Rapim (rapat pimpinan) FKIP yang mengusulkan untuk pemberhentian sementara sampai dengan turunnya keputusan inkrah dari Pengadilan," papar dia.
"Untuk DO (Drop Out) udah pasti yah, cuma sementara diputuskan untuk pemberhentian sementara dulu, karena itu kita menghormati dulu proses hukum," katanya.
Adapun, untuk pendampingan terhadap psikis korban sendiri, jelas dia, pihaknya telah berkerja sama dengan DP3AKB Majalengka dan Psikolog untuk memberikan trauma healing kepada korban.
"Sebelum berita ini ramai juga, kami langsung memberikan pendampingan terhadap 5 korban ini sejak kami mengetahui peristiwa ini juga. Bahkan sampai hari ini juga masih berjalan pendampingan untuk trauma healingnya," ucapnya.
Bahkan, lanjut dia, kelima mahasiswi itu hingga saat ini masih menjalankan aktivitas di kampus. Malah, kemarin juga mengikuti ujian akhir semester.
"Alhamdulillah mereka masih masuk kampus. Artinya trauma healing yang kita lakukan dengan dinas terkait dan psikolog berjalan positif," pungkasnya.
(yum/bbn)