31 Kecamatan di Cirebon Rawan Banjir, Hanya 9 yang Aman

31 Kecamatan di Cirebon Rawan Banjir, Hanya 9 yang Aman

Devteo Mahardika - detikJabar
Senin, 08 Des 2025 20:30 WIB
31 Kecamatan di Cirebon Rawan Banjir, Hanya 9 yang Aman
Banjir di Kabupaten Cirebon (Foto: Devteo Mahardika/detikJabar)
Cirebon -

Ancaman banjir kembali membayangi sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon menjelang musim hujan serta libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon menyebut banjir masih menjadi persoalan tahunan yang belum tertangani secara maksimal.

Sekretaris BPBD Kabupaten Cirebon, Syamsul Huda, menyampaikan bahwa salah satu wilayah yang paling sering terdampak adalah Kecamatan Waled. Kondisi tersebut dipicu oleh penyempitan aliran Sungai Ciberes akibat penumpukan sedimen yang hingga kini belum dinormalisasi secara optimal oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).

"Normalisasi pernah dilakukan, namun diduga karena keterbatasan anggaran sehingga tidak menyeluruh. Jika curah hujan di Kabupaten Kuningan tinggi dan berlangsung lama, dampaknya langsung dirasakan Kabupaten Cirebon," ujar Syamsul, Senin (8/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Syamsul, banjir tidak hanya terjadi di Kecamatan Waled. Dari total 40 kecamatan di Kabupaten Cirebon, tercatat 31 masuk kategori rawan banjir.

ADVERTISEMENT

Wilayah tersebut meliputi: Susukan, Gegesik, Ciwaringin, Arjawinangun, Panguragan, Klangenan, Palimanan, Depok, Jamblang, Pangenan, Sumber, Gunung Jati, Suranenggala, Kapetakan, Plumbon, Plered, Kedawung, Astanajapura, Mundu, Karangsembung, Gebang, Losari, Pabedilan, Ciledug, Waled, Pabuaran, Pasaleman, Karangwareng, Lemahabang, Tengah Tani, hingga Kaliwedi.

"Jadi dari 40 kecamatan, hanya sembilan yang benar-benar bebas banjir," katanya.

Selain rawan banjir, sejumlah wilayah seperti Dukupuntang, Greged, Beber, Sedong, dan Susukan Lebak juga masuk kategori rawan longsor dan angin puting beliung.

Berdasarkan data BPBD hingga akhir November 2025, dampak banjir di Kabupaten Cirebon cukup signifikan: lebih dari 8.000 rumah terendam, 4 rumah rusak berat, 100 rumah rusak ringan, 65 rumah ibadah terdampak, serta lebih dari 20.000 Kepala Keluarga (KK) dan 50.000 jiwa terdampak langsung.

Syamsul mengatakan banjir merupakan bencana paling dominan dan paling merugikan warga.

"Banjir ini banyak terjadi akibat kiriman air dari daerah hulu dan meningkatnya sedimentasi di Sungai Ciberes setiap tahun," jelasnya.

Upaya Penanganan

Pemerintah Kabupaten Cirebon bersama BBWS terus mencari solusi permanen. BBWS disebut telah melakukan normalisasi di Sungai Cisanggarung, namun hasilnya belum maksimal. Sementara itu, Pemkab Cirebon tengah mengupayakan pengerukan Sungai Ciberes yang menjadi sumber persoalan utama.

Selain itu, terdapat dua aliran pembuangan besar yang harus segera ditangani, yakni Kali Pembuang Lebak Putat dan Kali Pembuang Lebak Lamaran.

"Sedimentasi di dua kali pembuangan ini sudah sangat tinggi sehingga tidak mampu menampung debit air saat hujan deras," tutur Syamsul.

BPBD mengimbau masyarakat agar tetap waspada memasuki periode curah hujan tinggi pada Desember hingga Februari. Selain menyiapkan jalur evakuasi, warga diharapkan menjaga kebersihan saluran air agar tidak memperparah kondisi banjir.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads