Setelah sempat kehilangan seluruh penerbangan domestik, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, kini menatap 2026 sebagai momentum kebangkitan. Manajemen bandara menyiapkan tiga rute awal yang akan dihidupkan kembali melalui skema insentif pengembangan rute.
Adapun, Corporate Secretary Manager BIJB Kertajati Imam Rasyidin menyampaikan, penerbangan domestik terakhir dari Bandara Kertajati tercatat beroperasi pada Juni 2025 dengan rute Denpasar. Setelah itu, praktis seluruh rute domestik berhenti.
"Untuk domestik, terakhir itu Juni 2025 ke Denpasar (setelah itu vakum)," kata Imam saat diwawancarai detikJabar, Rabu (3/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski penerbangan domestik terhenti, aktivitas bandara tak sepenuhnya mati. Sejak Januari 2025, Kertajati masih melayani penerbangan internasional reguler melalui maskapai Scoot rute Singapura, yang terbang dua kali seminggu setiap Selasa dan Sabtu.
Imam menyebut, dari total 112 kursi, keterisian penumpang rata-rata berada di angka 80 kursi lebih setiap penerbangan. Kondisi itu membuat Scoot tetap bertahan.
"Cukup bagus tingkat keterisiannya, makanya Scoot masih loyal. Pangsa pasar ke Singapura memang cukup stabil," ujarnya.
Terlepas dengan lika-liku di tahun 2025, BIJB kini bersiap memulai kembali denyut penerbangan domestik 2026. Tiga rute awal yang disiapkan adalah Denpasar, Balikpapan, dan Ujungpandang (Makassar).
"Tiga rute itu yang akan kami tumbuhkan lebih dulu melalui insentif pengembangan rute," jelas Imam.
Menurutnya, kebangkitan rute tersebut tidak hanya mengandalkan keberanian maskapai, tetapi juga harus dibarengi strategi pemasaran yang matang. Mulai dari promosi, hingga kerja sama penjualan paket wisata dengan agen perjalanan.
"Kalau rute sudah berjalan optimal, harus dibarengi promosi, penjualan paket wisata dengan travel agent, supaya keberlanjutan rutenya bisa terjaga. Setelah pasar terbentuk, baru kita bisa membuka rute baru lagi. Pola seperti ini belum pernah dilakukan sebelumnya di BIJB," katanya.
Dalam mendorong maskapai kembali masuk, BIJB juga menyiapkan skema insentif berbasis perhitungan biaya operasional per penerbangan. Skema ini bertujuan agar maskapai tidak merugi di masa awal pembukaan rute.
"Misalnya, kita sepakati dengan maskapai. Minimal tidak rugi, berapa yang harus ditanggung oleh maskapai. Misalnya pendapatan Rp400 juta, itu bisa nutup harga avtur, operasional dan segala macam," tutur Imam.
Angka itu, kata dia, akan tercapai jika tingkat keterisian penumpang berada di 60 persen dari total kursi. Jika angka tersebut terpenuhi, maka maskapai tidak lagi memerlukan insentif.
Dengan skema itu, BIJB berharap rute domestik tak lagi bernasib singkat seperti sebelumnya, melainkan mampu tumbuh berkelanjutan.
"Kami ingin 2026 benar-benar jadi tahun kebangkitan Kertajati untuk penerbangan domestik," pungkas Imam.
(dir/dir)











































