.webp)
Di tengah ramainya Jalan Siliwangi, Kota Cirebon, sebuah taman di depan Kantor Gubernur Bale Jaya Dewata kini tampak berbeda. Bata merah yang tersusun rapi menciptakan suasana yang kental dengan nuansa tradisional.
Kota Cirebon kini tengah berbenah untuk menampilkan jati dirinya lewat sentuhan bata merah di berbagai sudut kota. Tak hanya di kantor pemerintahan, gaya serupa kini juga hadir di sejumlah taman yang menjadi ruang publik bagi warga.
Upaya memperkuat karakter lokal ini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah daerah. Sejumlah pihak ikut ambil bagian, termasuk PT KAI Daop 3 Cirebon yang menata taman di Jalan Siliwangi agar selaras dengan wajah baru kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manajer Humas PT KAI Daop 3 Cirebon Muhibbuddin mengatakan, penataan ini bertujuan menciptakan ruang publik menonjolkan kearifan lokal agar menjadi daya tarik bagi wisatawan.
"Perbaikan taman kota ini menjadi bentuk sinergi KAI Daop 3 Cirebon dengan Pemerintah Kota Cirebon," kata Muhib, Kamis (9/10/2025)
"Bukan sekadar ruang terbuka hijau, taman ini juga sebagai simbol identitas dan kebanggaan warga Cirebon," sambung dia.
Makna Filosofi Tugu
Selain mengenai tampilan, Muhib juga menjelaskan tentang makna filosofis dari tugu yang ada di taman tersebut.
- Stilasi Udang dan Kapal
Melambangkan Cirebon sebagai Kota Udang dan budaya maritim/pesisir. Lengkungan menyerupai tubuh udang, sementara garis-garis menyerupai kaki udang, simbol ikatan dan kebersamaan masyarakat. Tugu ini mencerminkan semangat Cirebon yang terus bergerak maju.
- Dua Struktur Saling Berhadapan
Dua struktur yang salin berhadapan menjadi simbol keseimbangan dan keharmonisan, dua nilai utama dalam kehidupan sosial masyarakat Cirebon.
- Dasar Lengkung dengan Motif Bata
Dasar lengkung dengan motif bata melambangkan pergerakan yang fleksibel, adaptif terhadap perkembangan zaman, namun tetap berpijak pada akar budaya dan sejarah kota.
Makna Filosofi Desain Taman
Muhib menyebut, selain pada tugu, desain dari taman tersebut juga memiliki makna tersendiri.
- Sumbu Utara - Selatan
Mengacu pada garis imajiner antara Keraton Cirebon dan Astana Gunung Jati, menghubungkan unsur pemerintahan dan spiritualitas sebagai dasar keseimbangan kota.
- Plaza Runcing Seperti Tombak
Mengandung makna arah dan tujuan yang jelas, simbol semangat masyarakat Cirebon untuk terus melangkah maju.
Muhib berharap taman kota ini bisa menjadi ruang publik yang nyaman, inklusif, dan mampu mendorong interaksi sosial, serta memiliki makna mendalam bagi Kota Cirebon.
"Setiap bantuan yang kami salurkan melalui program TJSL mempertimbangkan aspek sosial, budaya, dan lingkungan. Cirebon, sebagai kota yang penuh sejarah, sangat layak mendapatkan ruang publik yang merepresentasikan kekayaan identitasnya," pungkas Muhib.
Sekadar diketahui, Pemerintah Kota Cirebon tengah gencar menonjolkan kekayaan budaya yang menjadi ciri khas daerahnya. Selain menjaga warisan leluhur agar tetap hidup, langkah ini juga menjadi upaya untuk menarik wisatawan berkunjung ke Kota Udang.
Salah satu langkah yang dilakukan Pemkot Cirebon adalah menghadirkan sentuhan budaya lokal pada bangunan pemerintahan. Bata merah dan candi bentar yang menjadi ciri arsitektur khas Cirebon kini terpampang di beberapa kantor, termasuk di lingkungan Balai Kota Cirebon.
Wali Kota Cirebon Effendi Edo menuturkan langkah ini menjadi cara pemerintah daerah untuk menonjolkan identitas budaya sekaligus mempertegas ciri khas Cirebon.
"Di Balai Kota ini sudah ada beberapa perubahan. Dan kita coba hiasi dengan budaya Cirebon. Ini keseriusan kami untuk melakukan itu," kata Effendi Edo.
"Jika semua yang ada di Kota Cirebon bisa melakukan hal yang sama, dengan adanya bata merah dan candi bentar, ini kelihatannya Kota Cirebon akan berbeda dengan kota-kota lainnya," kata dia menambahkan.
Simak Video "Video Kata BRIN soal Titik Koordinat Meteor yang Jatuh di Laut Jawa"
[Gambas:Video 20detik]
(mso/mso)
