Polisi Sebut Korban Pelecehan Oknum Guru di Cirebon Lebih dari 3 Orang

Polisi Sebut Korban Pelecehan Oknum Guru di Cirebon Lebih dari 3 Orang

Ony Syahroni - detikJabar
Selasa, 16 Sep 2025 13:06 WIB
Pelecehan Seksual
Ilustrasi Pelecehan Seksual. Foto: iStock
Cirebon -

Polisi mengungkap jumlah korban dalam kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru sekolah dasar di Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon. Polisi menyebut korban dalam kasus ini lebih dari tiga orang.

Kasat Reskrim Polresta Cirebon Kompol I Putu Ika Prabawa mengatakan korban sudah diarahkan untuk membuat laporan resmi. Namun sejauh ini belum ada pihak korban yang membuat laporan kepada pihak kepolisian.

"Belum (ada laporan). Korban sudah diarahkan untuk buat laporan," kata dia saat dikonfirmasi, Selasa (16/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

I Putu mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima, pihaknya menyebut jumlah korban kemungkinan lebih dari tiga orang. "Informasi yang kami terima lebih dari tiga orang," katanya.

Sebelumnya, salah satu orang tua korban, mengatakan ia baru mengetahui kejadian tersebut setelah menanyakan langsung kepada anaknya.

ADVERTISEMENT

Ia menyebut peristiwa itu terjadi saat korban sedang berada di dalam ruang kelas. Saat itu, kata dia, korban mendapat tindakan tidak pantas dari pelaku.

"Awalnya saya nggak tahu. Waktu dikonfirmasi ke anak saya, dia ngakuin," ungkapnya, Senin (15/9/2025).

Menurutnya, anaknya sempat menangis dan ketakutan setelah peristiwa tersebut. Bahkan, sang anak kini enggan bercerita lebih jauh karena merasa trauma.

"Waktu itu anak saya katanya nangis. Syok juga anak saya. Terus dia pergi, mungkin gemetaran. Abis kejadian itu dia cerita ke temen-temennya," kata dia.

"Anaknya trauma. Kalau dia untuk menceritakan kejadian itu dia trauma," kata dia menambahkan.

Ia sendiri mengaku kecewa atas sikap oknum guru yang diduga melakukan perbuatan itu. Ia menegaskan, seorang pendidik seharusnya menjadi teladan yang baik bagi siswanya.

"Sebagai pendidik harus bisa ngasih contoh yang baik," katanya.

Pemkab Siapkan Perlindungan

Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui dinas terkait akan memberikan pendamping terhadap anak-anak yang menjadi korban dugaan pelecehan seksual oleh oknum guru. Kasus itu terjadi di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Weru.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A), Indra Fitriani mengaku, sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk melakukan asesmen terhadap korban.

Fitriani mengatakan, pihaknya tidak bisa bekerja sendirian dalam menangani kasus tersebut. Menurutnya, penanganan kasus ini perlu dilakukan bersama-sama agar perlindungan anak lebih maksimal.

"Kita koordinasi dengan Dinas Sosial untuk asesmen korban. Nanti hasilnya seperti apa, kita akan lakukan bersama-sama antara Dinas Sosial dan DPPKBP3A," ujar dia saat dikonfirmasi, Selasa (16/9/2025).

"Karena dalam penanganan ini kita tidak bisa berdiri sendiri. Kita harus bersama-sama bekerja untuk melindungi anak-anak kita supaya tidak ada hal-hal yang membuat masa depannya jadi tidak baik," kata dia.

Di sisi lain, agar kejadian serupa tidak terulang, pihaknya juga akan melakukan penyuluhan dari sekolah ke sekolah.

"Yang jelas kita memberikan penyuluhan ke anak-anak sekolah, supaya kalau ada hal-hal yang tidak sepantasnya, harus menyampaikan hal itu, baik kepada kita, kepada orang tua, atau kepada yang mereka anggap bisa menjaga mereka," kata dia.

"Kalau misalnya guru yang melakukan, ngomong kepada kepala sekolah," kata dia menambahkan.

Sekadar diketahui, dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang oknum guru terhadap siswi terjadi di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon.

Salah satu orang tua korban mengatakan, baru mengetahui kejadian tersebut setelah menanyakan langsung kepada anaknya.

Ia menyebut, peristiwa itu terjadi saat korban sedang berada di dalam ruang kelas seorang diri. Saat itu, kata dia, korban mendapat tindakan tidak pantas dari pelaku. "Awalnya saya nggak tahu. Waktu dikonfirmasi ke anak saya, dia ngakuin," ungkapnya, Senin (15/9/2025).

Menurutnya, anaknya sempat menangis dan ketakutan setelah peristiwa tersebut. Bahkan, sang anak kini enggan bercerita lebih jauh karena merasa trauma.

"Waktu itu anak saya katanya nangis. Syok juga anak saya. Terus dia pergi, mungkin gemetaran. Abis kejadian itu dia cerita ke temen-temennya," kata dia.

"Anaknya trauma. Kalau dia untuk menceritakan kejadian itu dia trauma," kata dia menambahkan.

Ia sendiri mengaku kecewa atas sikap oknum guru yang diduga melakukan perbuatan itu. Ia menegaskan, seorang pendidik seharusnya menjadi teladan yang baik bagi siswanya. "Sebagai pendidik harus bisa ngasih contoh yang baik," katanya.

Halaman 2 dari 2
(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads