Bendera merah putih berukuran besar membentang hampir satu kilometer di gang RT 06, RW 03 Desa Sukamulya, Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan. Bendera tersebut terbentang dari satu titik gang ke titik gang yang lain.
Sebelum masuk area gang dengan atap bendera merah putih, pengunjung akan disuguhkan dengan gapura kayu dengan warna merah putih yang dilengkapi dengan tulisan digital di atasnya. Di dekat pintu masuk juga, terdapat sebuah area spot foto merah putih dengan tampilan foto mirip media sosial Instagram. Di sampingnya terdapat hiasan bertuliskan Dirgahayu 80 Tahun Republik Indonesia lengkap dengan dua lambang garuda di sebelah kanan dan kirinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agar lebih jelas melihat bentangan merah-putih, detikJabar juga mencoba naik ke lantai dua rumah warga untuk melihat bentangan bendera dari ketinggian. Dari atas terlihat pemandangan bendera merah putih dengan lebar hampir 2 meter membentang gagah menutupi setiap gang rumah warga.
Karena perumahan penduduk dikelilingi dengan perbukitan dan sawah, membuat bentangan bendera merah putih menjadi semakin nyaman dan indah untuk dipandang. Tepat di tengah gang penduduk juga terdapat sebuah panggung sederhana yang menjadi pusat perayaan 17 Agustus warga RT 06, RW 03 Desa Sukamulya.
Karena besar dan panjangnya bendera tersebut membuat sinar matahari menjadi sedikit terhalang dan menimbulkan bayangan di sepanjang gang. Meskipun sedikit terhalang sinar matahari, namun, area gang dihiasi dengan banyak pernak pernik yang meriah seperti bola warna warni dan lampu hias. Salah satu yang cukup meriah ada di sudut gang kecil yang lokasinya apit oleh rumah warga.
Meski ukuran gangnya kecil, namun, karena gangnya cukup meriah dan lucu, warga menyebutnya dengan gang gemoy. Di gang tersebut banyak pernak pernik hiasan yang terpasang dari mulai lampion, lampu gantung, bendera hingga bola kecil warna-warni.
![]() |
Ketua RT 06 RW 03 Desa Sukamulya Didi Humaidi memaparkan proses pembuatan bendera merah putih sepanjang satu kilometer tersebut membutuhkan waktu hampir satu minggu. Sedangkan untuk pemasangannya sendiri juga membutuhkan waktu satu minggu.
"Dari ujung sampai ke ujung itu. Kalau ditotal sama gang-gang kecil itu hampir 1 kilometer. Untuk pemasangan dan penjahitanya juga membutuhkan waktu seminggu. Persiapan di mulai dari bulan Juli. Kebetulan saya tukang jahit, jadi jahitnya itu sama saya sendiri," tutur Didi
Agar tidak cepat kusut, rusak dan cepat kering saat terkena air hujan. Didi menggunakan bahan bendera yang mudah menyerap air dan tidak mudah luntur seperti bahan yang digunakan untuk membuat kaus. Rencananya, lanjut Didi, bentangan bendera tersebut akan dipasang sampai Hari Jadi Kuningan di bulan September.
Didi memaparkan dari mulai urusan pendanaan sampai pemasangan semuanya dilakukan secara sukarela atas dasar inisiatif warga. Setidaknya, lanjut Didi, untuk membuat bentangan bendera merah putih tersebut membutuhkan dana sekitar Rp 10 Juta rupiah. Dana tersebut didapatkan dari iuran warga yang rutin dilakukan seminggu sekali.
"Kita iurannya pakainya bukan uang tapi beras. Ada yang namanya itu Beras Perelek artinya beras yang sedikit. Cuman itu iuranya rutin seminggu sekali setiap hari Jumat. Semuanya itu berkat inisiatif warga sama gotong royong. Kendala juga nggak ada, paling beda pendapat soal pemasangan saja," tutur Didi.
Selain ikut meramaikan hari kemerdekaan, lewat bentangan bendera 1 kilometer, Didi berharap dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan gotongroyong antar sesama warga.
"Harapan selain bisa ikut meramaikan hari kemerdekaan juga bisa menambah rasa kecintaan warga terhadap tanah air dan menghargai jasa pahlawan kita yang telah gugur. Alhamdulillah semuanya antusias, semoga Indonesia lebih maju, " pungkas Didi.
(sud/sud)