Suasana di kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati, Cirebon, tampak teduh pada Selasa (5/8/2025) siang. Namun, ada yang berbeda dari biasanya. Kawasan yang kerap dipenuhi peminta-minta kini terlihat lebih tertib.
Di pintu masuk kompleks permakaman, terlihat hanya ada kotak amal yang berjajar. Sementara itu, para peziarah tampak berlalu-lalang di kawasan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi kompleks makam Sunan Gunung Jati yang kini bersih dari para pengemis membuat para pengunjung yang ingin berziarah merasa lebih aman dan nyaman.
Hal itu seperti yang dirasakan oleh Sahari. Pengunjung asal Surabaya itu mengaku sudah beberapa kali berziarah ke kompleks makam Sunan Gunung Jati. Menurutnya, suasana saat ini terasa berbeda dibandingkan dengan kunjungan sebelumnya.
Menurutnya, dulu kawasan ini dipenuhi oleh para pengemis. Namun, kini suasana itu sudah jarang terlihat. "Sekarang lebih baik dari yang dulu-dulu. Dulu banyak yang ngerubung," kata dia saat ditemui di kompleks makam Sunan Gunung Jati, Cirebon.
Hal serupa dirasakan oleh pengunjung lain. Seorang wanita asal Surabaya yang tengah berziarah ke kawasan wisata religi ini juga mengaku merasa lebih nyaman setelah kompleks makam Sunan Gunung Jati bersih dari pengemis.
"Kalau dulu banyak yang minta-minta. Sekarang terasa lebih nyaman," ucap dia.
Sementara itu, sejumlah petugas gabungan terlihat menyisir kompleks makam Sunan Gunung Jati. Langkah ini dilakukan untuk memastikan tidak ada pengemis yang kerap membuat resah para pengunjung.
Kapolres Cirebon Kota AKBP Eko Iskandar mengatakan setelah beberapa kali dilakukan penertiban, situasi di kawasan tersebut terlihat lebih tertib dan kondusif. "Dalam waktu satu minggu ke belakang, kita telah melakukan penertiban dan pembinaan," kata Eko Iskandar.
"Sebelumnya ini sudah kita bahas bersama Forkopimda Kabupaten Cirebon. Alhamdulillah siang ini kita melihat progresnya sangat bagus," sambung dia.
Menurut Eko, penertiban tersebut merupakan respons atas banyaknya keluhan dari para pengunjung yang merasa tidak nyaman dengan banyaknya pengemis di area makam. "Ini berdasarkan laporan keluhan dari pengunjung, yang memang beberapa kali juga viral di media sosial. Jadi ini kita landasi dengan niat baik, karena kewajiban kita untuk melestarikan dan menjaga. Apalagi ini adalah objek wisata religi yang dimiliki Cirebon," kata dia.
Eko menyebut pihaknya mencurigai adanya praktik pengemis yang terorganisir dengan melibatkan anak-anak untuk menarik simpati para peziarah. "Kalau kita lihat ada indikasi juga, ada saudara-saudara kita yang meminta-minta sodakoh dengan dikondisikan, terorganisir. Apalagi itu anak kecil. Ini tidak boleh. Itu ada pelanggaran hukumnya dan akan kita tindak. Kebanyakan juga bukan warga (kecamatan) Gunungjati," kata Eko.
"Yang meminta sedekah kita klasifikasi lagi. Mana saudara kita yang memang murni sebagai yang meminta sedekah, dan mana yang menjadikan (aktivitas) meminta-minta ini sebagai mata pencaharian yang tidak wajar," sambung dia.
Kasatpol PP Kabupaten Cirebon Imam Ustadi mengatakan sejauh ini sudah ada beberapa pengemis di kompleks makam Sunan Gunung Jati yang ditertibkan dan diberi pembinaan. Ia mengatakan pengemis yang ditertibkan dan diberi pembinaan itu terdiri dari berbagai usia.
"Ada dari beberapa usia. Ada anak-anak, ada lansia. Makanya tadi sudah disampaikan oleh Pak Kapolres Ciko, agar tidak boleh dimanfaatkan masyarakat yang tidak berdaya ini untuk meminta-minta," kata dia.
Satpol PP Kabupaten Cirebon telah beberapa kali menerjunkan personelnya untuk menertibkan para pengemis yang ada di kawasan tersebut. Ke depan, Imam berharap kawasan wisata religi Makam Sunan Gunung Jati bisa menjadi tempat yang nyaman. "Kita kemarin bersama Polres Ciko (menerjunkan) 30 personel. Mudah-mudahan ini bisa menjadi kawasan wisata religi yang nyaman bagi pengunjung maupun warga sekitar," kata Imam.
(sud/sud)