Salah satu kolam yang menjadi habitat Ikan Dewa di Kuningan adalah Balong Ikan Dewa Cigugur. Di sana, ada ribuan ikan dewa yang memenuhi setiap sudut balong. Sebelum bisa melihat ribuan ikan dewa, pengunjung harus membeli tiket masuk terlebih dahulu di area pintu masuk balong.
Selesai membeli tiket, berjalan sebentar, pengunjung akan melihat beberapa bagian kolam atau balong dengan kondisi air yang jernih dan bersih. Di dalam kolam terlihat banyak ikan dewa berukuran besar berenang ke sana kemari. Tak hanya berwarna hitam, ikan dewa Cigugur juga memiliki warna lain seperti putih, abu-abu dan keemasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dekat ikan dewa terdapat sebuah patung ikan dewa berwarna hitam berdiri dengan kokoh. Tidak jauh dari patung ikan dewa terdapat sebuah musala. Selain menyediakan musala, ada juga area tempat duduk yang lokasinya tepat di bawah pohon rindang. Karena lokasinya tersebut, suasana di balong ikan dewa terasa sejuk dan adem.
Tidak jauh dari area bangku penduduk, terdapat kolam terapi ikan. Di sini, pengunjung bisa memasuki kakinya ke dalam kolam yang dipenuhi dengan ikan-ikan kecil. Di kolam dekat bangku juga pengunjung bisa bermain air sambil berenang bersama ikan dewa. Tersedia juga gazebo, toilet dan kantin di sekitar kolam ikan dewa.
Juru kunci kolam Ikan Dewa Kuningan, Aleh Madsaleh memaparkan, bahwa kolam ikan dewa Kuningan sudah ada sejak lama. Bahkan, konon, ikan dewa sudah ada di balong Cigugur selama ratusan tahun. Menurut Aleh, jumlah ikan dewa di balong Cigugur tidak pernah berkurang atau bertambah.
"Untuk jumlah ikannya itu nggak nambah dan nggak berkurang sekitar 4.300-an ikan. Istilahnya misalkan ada yang mati itu ada pengantinnya. Usianya juga lama. Namanya juga ikan keramat. Kalau ada yang mati. Nanti kita kuburkan. Warna ikan yang juga ada yang putih, abu-abu dan keemasan," tutur Aleh.
Menurut Aleh, ikan dewa sendiri merupakan ikan yang hidup di mata air pegunungan. Jika ada yang memindahkan dari habitat asalnya. Tak lama kemudian ikan dewa akan mati. Bagi warga Cigugur, ikan dewa bukan merupakan ikan konsumsi.
"Untuk makanannya ikan dewa itu pelet sama jagung. Dari pengelola dikasih makan seminggu dua kali. Tinggalnya harus dari mata air pegunungan yang airnya mengalir. Kalau dipindahkan nggak kuat. Paling kuat itu seperempat jam udah mati ikannya" tutur Aleh.
![]() |
Asal-usul Ikan Dewa Cigugur
Aleh juga menceritakan tentang asal-usul Ikan Dewa Cigugur. Menurutnya, dulu ada seorang petapa yang bernama Ki Gede Padara yang memiliki ilmu kanuragan yang tinggi. Pada masa tuanya, Ki Gede Padara berkeinginan untuk meninggalkan kehidupan dunia yang fana. Namun, karena kesaktiannya, Ki Gede Padara mengalami kesulitan untuk meninggal seperti manusia pada umumnya. Kabar tentang Ki Gede Padara yang sulit meninggal, didengar langsung oleh penguasa Kuningan, yakni Arya Kemuning.
Oleh Arya Kemuning, Ki Gede Padara dipertemukan oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati dari Cirebon. Dalam pertemuan tersebut, Ki Gede Padara mengutarakan keinginannya untuk mati seperti manusia pada umumnya. Permintaan tersebut disanggupi oleh Syarif Hidayatullah dengan syarat Ki Gede Padara mau mengucapkan dua kalimat syahadat.
Saat hendak mengambil air wudu, Syekh Syarif Hidayatullah kesulitan mendapatkan air. Karena saat itu, lokasinya masih hutan belantara. Akhirnya Syekh Syarif Hidayatullah meminta kepada Allah dan tiba-tiba keluar air dari dalam bumi, lama-kelamaan air tersebut semakin banyak dan berubah menjadi kolam yang sekarang dikenal dengan kolam ikan dewa Cigugur.
Sedangkan untuk ikan dewanya sendiri, lanjut Aleh, konon, berasal dari daun yang dilemparkan oleh Syarif Hidayatullah ke dalam kolam lalu berubah menjadi ikan dewa. Menurut Aleh, ikan dewa tersebut merupakan kenangan-kenangan dari Syarif Hidayatullah untuk anak-cucu Ki Gede Padara.
"Sunan Gunung Jati itu mengambil beberapa daun dan berdoa. Setelah berdo'a, beberapa helai daun dilemparkan ke kolam dan terjadilah keajaiban muncul beberapa ekor ikan dewa atau ikan keramat," tutur Aleh.
Untuk Ki Gede Padara sendiri, menghilang saat hendak mengucapkan dua kalimat syahadat. Menurut Aleh, konon, jika ada yang melihat ikan dewa dengan kondisi kepala utuh, namun, di bagian badannya transparan yang hanya menyisakan tulang saja. Ikan dewa tersebut merupakan ikan jelmaan Ki Gede Padara.
"Kalau ada pengunjung yang cuman lihat kerangkanya doang tapi hidup. Nah itu Ki Gede Padara lagi menampakkan diri. Karena sesuai dengan ilmu yang dimiliki Ki Gede Padara, yakni transparan. Tapi nggak bisa semua orang lihat. Jadi hoki-hokian. Kalau lihat katanya orangnya bisa beruntung. Tapi itu cuman mitos, tetap minta mah pada Allah," tutur Aleh.
Menurut Aleh, dulu, Cigugur bernama Dusun Padara yang diambil dari nama Ki Gede Padara. Namun, semenjak adanya kolam ikan dewa, dusun Padara diganti nama menjadi Cigugur, yang berasal dari Ci yang berarti air dan Gugur yang berarti gugur.
Baca juga: Balada Warga Jabar di Desa Susah Sinyal |
"Cigugur itu artinya air yang bisa meruntuhkan hal-hal yang tidak bagus atau kurang baik lah. Dan kolam tersebut diberi nama kolam Cigugur. Pada masa Belanda, itu terjadi pengembangan di mana kolam Cigugur dikembangkan sampai area makam Van Beek yang dekat Koramil. Karena dulunya luas," tutur Aleh.
Bagi yang ingin melihat langsung Ikan dewa Cigugur bisa langsung datang ke Balong Cigugur Kuningan. Untuk lokasinya sendiri ada di Cigugur Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Untuk tiket masuknya pengunjung hanya perlu membayar Rp 15.000. Untuk jam operasionalnya dari pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB.
(sud/sud)