Trotoar Tuparev Jadi 'Pasar Jalanan' Warga Cirebon

Trotoar Tuparev Jadi 'Pasar Jalanan' Warga Cirebon

Devteo Mahardika - detikJabar
Selasa, 01 Jul 2025 14:45 WIB
Kondisi trotoar di Cirebon
Kondisi trotoar di Cirebon (Foto: Devteo Mahardika/detikJabar).
Cirebon -

Matahari baru saja beranjak naik di ufuk timur, namun trotoar sepanjang Jalan Tuparev, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, sudah ramai oleh aktivitas jual beli. Gerobak-gerobak makanan, tenda minuman, hingga meja dengan payung warna-warni berjajar semrawut menyita seluruh ruang pejalan kaki.

Bagi warga sekitar, pemandangan ini bukan hal baru. Jalan Tuparev yang dikenal sebagai salah satu akses utama menuju pusat Kabupaten Cirebon, kini menghadirkan dilema antara geliat ekonomi rakyat kecil dan hak publik atas ruang bersama.

"Setiap hari saya lewat sini, dan setiap hari juga harus turun ke jalan karena trotoar penuh sama pedagang. Padahal saya bawa anak kecil," ujar Rina (32), warga Kedawung, saat berbincang dengan detikJabar, Selasa(1/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wajahnya tampak gusar. Sesekali, ia menoleh ke arah jalan yang ramai dengan kendaraan. Menurutnya dengan kondisi ini sangat menyulitkan pejalan kaki meskipun luas dari trotoar Jalan Tuparev sangat mumpuni bagi pejalan kaki.

"Susah banget deh kalo udah urusan jalan kaki di sini," terangnya.

ADVERTISEMENT

Keluhan serupa datang dari pengendara. Budi, seorang ojek online mengaku, harus ekstra hati-hati saat melintasi kawasan tersebut. "Kadang orang jalan di tengah karena nggak ada tempat lain. Kalau nggak awas, bisa nyerempet," tuturnya.

Pantauan detikJabar di lapangan menunjukkan bahwa aktivitas para PKL berlangsung nyaris seharian penuh. Beberapa bahkan sudah menggelar dagangan sejak pagi. Tidak ada garis pembatas, tidak ada ruang untuk sekadar berjalan kaki. Trotoar yang seharusnya menjadi ruang aman kini berubah fungsi dari jalur pedestrian menjadi pasar jalanan.

Konflik Sunyi Antara Nafkah dan Ketertiban

Fenomena ini menempatkan warga dan PKL dalam pusaran konflik sunyi. Di satu sisi, para pedagang menggantungkan hidup pada lapak kecil mereka. Di sisi lain, warga menuntut hak atas trotoar yang kini semakin menyempit, bahkan nyaris hilang.

"Kami tidak benci pedagang. Tapi masa semua trotoar dijadikan tempat dagang? Kami juga punya hak berjalan dengan aman," ujar Wawan, tokoh masyarakat setempat.

Ia berharap pemerintah daerah tidak tinggal diam, dan bisa mencarikan solusi yang adil bagi semua pihak.

Sayangnya, hingga berita ini ditulis, belum ada tindakan konkret dari Satpol PP Kabupaten Cirebon. Permintaan klarifikasi dari detikJabar pun belum mendapatkan tanggapan resmi dari Satpol PP Kabupaten Cirebon.




(mso/mso)


Hide Ads