Selama 5 Tahun, 190 'Kartini' di Cirebon Meninggal Saat Hamil-Lahiran

Data Jabar

Selama 5 Tahun, 190 'Kartini' di Cirebon Meninggal Saat Hamil-Lahiran

Sudirman Wamad - detikJabar
Selasa, 22 Apr 2025 13:00 WIB
Ilustrasi Ibu Hamil Sedih
Ilustrasi Ibu Hamil. Foto: Getty Images/iStockphoto/RyanKing999
Kabupaten Cirebon -

Hari Kartini diperingati sebagai perjuangan perempuan untuk mendapatkan hak-haknya. Raden Ajeng (RA) Kartini sebagai simbol dan pahlawan perempuan di Indonesia. Kisah Kartini sebagai pejuang perempuan ini erat kaitannya dengan perjuangan ibu-ibu saat melahirkan.

Kartini meninggal dunia pada 17 September 1904, hanya berselang empat hari setelah melahirkan putra semata wayangnya, Soesalit Djojoadiningrat. Ia menghembuskan napas terakhirnya pada usia 25 tahun.

Jenazahnya disemayamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Kota Rembang. Berita meninggalnya Kartini mengagetkan keluarga hingga kerabatnya di Hindia Belanda maupun di Belanda. Kabar tersebut pun dimuat di berbagai surat kabar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kematian ibu dan anak masih menjadi masalah serius yang terus ditangani pemerintah. Di Kabupaten Cirebon, tak sedikit 'Kartini-Kartini' yang meninggal dunia baik saat kehamilan dan melahirkan. Angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Cirebon dalam lima tahun terakhir terbilang fluktuatif.

Menurut Data Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cirebon, pada 2021 menjadi tahun dengan angka kematian tertinggi, baik untuk ibu maupun bayi baru lahir. Pada tahun 2021, tercatat sebanyak 52 kasus kematian ibu, dan 92 bayi lahir mati. Sementara itu, bayi yang lahir hidup sebanyak 46,.341 jiwa. Angka kematian ibu dan anak pada 2021 ini menjadi tertinggi dalam periode 2020 hingga 2024.
Secara keseluruhan, selama periode 2020 hingga 2024, total kematian ibu saat kehamilan maupun melahirkan di Kabupaten Cirebon mencapai 190 kasus. Sementara itu, total bayi lahir mati selama periode yang sama tercatat sebanyak 387 kasus.
(sud/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads