Suasana hangat dan ramah Kota Mangga memberikan kesan tersendiri bagi para pengunjung. Tak hanya dikenal dengan tradisi dan budaya khasnya di Jawa Barat, Kabupaten Indramayu juga memiliki banyak destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Wilayahnya yang cukup luas membuat para wisatawan perlu menggunakan berbagai moda transportasi untuk menjangkau objek-objek wisata tersebut. Selain mobil pribadi, banyak warga lokal yang menggunakan mobil bak terbuka hingga odong-odong sebagai alternatif sarana transportasi wisata.
Odong-odong, misalnya, menjadi pilihan unik yang banyak berseliweran di jalanan Indramayu, terutama saat musim liburan seperti saat Lebaran. Kendaraan modifikasi ini tampil mencolok, menyerupai truk Transformers dengan berbagai ornamen meriah yang menarik perhatian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Sabtu (5/4/2025), detikJabar berkesempatan menjajal pengalaman menaiki odong-odong bersama keluarga besar Bapak Taya dari Kecamatan Kedokan Bunder, Kabupaten Indramayu. Mereka menyewa satu unit odong-odong untuk bersama-sama menuju salah satu objek wisata buatan.
Satu unit odong-odong umumnya memiliki lima baris kursi panjang di bagian belakang serta satu baris setengah di samping sopir. Kendaraan ini mampu menampung hingga 22 orang dewasa dalam satu perjalanan.
Meski tidak berjendela, justru inilah yang menjadi daya tarik tersendiri. Hembusan angin yang kencang saat kendaraan melaju membuat perjalanan terasa sejuk, mengurangi rasa sesak akibat jumlah penumpang yang padat.
![]() |
Kejutan lain datang dari beragam aroma yang tercium langsung dari sisi jalan. Mulai dari wangi masakan rumah hingga bau-bau khas jalanan, semuanya menyatu dalam satu perjalanan yang penuh warna.
Perjalanan menjadi semakin meriah dengan iringan musik dangdut, tarling, hingga musik jedag-jedug yang tak henti diputar. Sebuah layar kecil di bagian depan kendaraan menampilkan video klip yang menghibur penumpang dan mengusir rasa kantuk. Di tengah keriuhan, mata tetap dimanjakan oleh pemandangan persawahan khas Indramayu, daerah yang dikenal sebagai lumbung padi.
Saat melintasi pusat keramaian, odong-odong hampir selalu menarik perhatian. Bunyi klakson khas "telolet basuri"-nya sesekali dibunyikan, menambah semarak suasana perjalanan.
Caslimpen (39), salah satu penumpang, mengaku kerap menggunakan jasa odong-odong, baik untuk berwisata, menghadiri undangan hajatan, maupun kegiatan lain.
"Lebih enak pakai odong-odong, bisa bawa banyak orang dan duduknya lebih nyaman daripada mobil pikap," ujarnya.
Biaya sewanya pun cukup terjangkau, berkisar antara Rp400 ribu hingga Rp600 ribu tergantung jarak tempuh. Dengan sistem patungan, satu orang hanya perlu merogoh kocek sekitar Rp35 ribuan saja.
(tya/tey)