Warga Indramayu Buat Jalur Alternatif di Kolong Jembatan untuk Pemudik

BRI Teman Mudik

Warga Indramayu Buat Jalur Alternatif di Kolong Jembatan untuk Pemudik

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Senin, 24 Mar 2025 15:00 WIB
Warga Indramayu siapkan tempat penyeberangan alternatif Jalur Pantura di kolong jembatan
Warga Indramayu siapkan tempat penyeberangan alternatif Jalur Pantura di kolong jembatan. (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu -

Menyambut momen mudik Lebaran 2025, warga Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, berinisiatif membuat jalur penyeberangan alternatif di kolong jembatan. Langkah ini dilakukan untuk melancarkan aktivitas masyarakat di tengah kepadatan arus lalu lintas di Jalur Pantura.

Senin, (24/3/2025), sejumlah warga Desa Legok, Kecamatan Lohbener, tampak bergotong royong merapikan area di bawah jembatan yang berada di bawah Jalan Pantura. Mereka membangun jembatan bambu, menyiapkan jalur terowongan, memasang lampu penerangan, serta mendirikan pos penjagaan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengguna jalur alternatif tersebut.

Persiapan dilakukan sebelum sejumlah titik putar arah di Jalur Pantura di tutup. Sehingga, untuk memperpendek jarak putar arah, warga menyiapkan penyeberangan alternatif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini seberangan buat hari Lebaran, bantu masyarakat nyeberang. Kan jalan-jalan Pantura itu kan ditutup, putarannya kan jauh sampai 5 kilometer jauhnya," ujar pengelola penyeberangan alternatif, Kaso (60) kepada detikJabar, Senin (24/3/2025).

Pembuatan jalan penyeberangan alternatif seperti sudah menjadi tradisi bagi warga setempat. Terutama saat menjelang arus mudik hingga usai arus balik Lebaran nanti.

ADVERTISEMENT

"Sudah 10 tahun saya bantu masyarakat. Ya tiap Lebaran aja jarak waktu 20 hari lah sampai sesudah Lebaran," katanya.

Dalam pengelolaannya, ia mengaku pembuatan penyeberangan di kolong jembatan itu dibuat secara swadaya. Uang patungan secara merata mereka kumpulkan untuk modal. Dari membeli bahan hingga kebutuhan lainnya.

"Yang di sini tuh patungan lah, misalnya saya Rp500 ribu ya Rp500 ribu semua se-anggota nanti dapat berapa kalau lebih dikembalikan lagi. Buat beli kayu, pasir, beli semen ya semuanya lampu, kabel," ucapnya.

Sedikitnya, dalam persiapan jalur alternatif itu, warga mengaku sudah menghabiskan modal sekitar Rp7 juta. Namun hal itu belum semuanya selesai.

"Itu belum semuanya, karena masih ada yang harus di cor lagi, di haluskan di semen. Tapi sudah ada nota Rp7 juta," ungkapnya.

Diceritakan Kaso, Jalur Pantura sejak dulu sudah menjadi primadona bagi para perantau di Ibu Kota yang hendak mudik kampung halamannya. Bahkan, kemacetan parah pun menjadi fenomena lazim sebelum adanya Jalan Tol Cipali.

Risiko kecelakaan pun sangat rawan terjadi di tengah keramaian arus lalu lintas tersebut. Sehingga, untuk mengurangi risiko itu, warga berinisiatif membuat penyeberangan alternatif.

"Sebelum ada Cipali itu total macet. Jadi saya buat ini kan biar warga bisa ke mana aja misal ke Losarang juga bisa," ujarnya.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads