Koperasi syariah disebut-sebut bisa jadi jalan keluar agar masyarakat terlepas dari jeratan bank emok hingga pinjaman online (pinjol).
Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Koperasi dan UKM (Wamenkop UKM) Ferry Juliantono saat meresmikan Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Al-Bahjah di Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, pada Sabtu (22/3/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Ferry menyampaikan bahwa kehadiran BMT Al-Bahjah akan mendapat dukungan dari koperasi pembiayaan syariah. Ia juga menekankan pentingnya peran koperasi pondok pesantren yang tidak hanya berfokus pada simpan pinjam, tetapi juga berkembang menjadi koperasi konsumen yang mampu membantu berbagai aktivitas ekonomi masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami memiliki data empiris yang menunjukkan bahwa koperasi syariah memiliki nilai dakwah yang lebih kuat dibandingkan koperasi konvensional. Nilai ini memberikan semangat dan energi yang lebih besar dalam memberantas rentenir, bank emok, serta pinjol yang kerap menjerat masyarakat kecil," ujarnya.
Target 70 Ribu Koperasi Desa di Juli 2025
Ferry menambahkan bahwa pemerintah berharap kegiatan BMT dapat menjangkau lapisan masyarakat paling bawah sehingga dapat membantu menurunkan angka kemiskinan ekstrem di Indonesia.
Untuk mewujudkan hal tersebut, ia meminta kepada Buya Yahya selaku pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, agar turut membimbing pendirian Koperasi Desa Merah Putih di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan).
"Kami meminta bantuan Yayasan Al-Bahjah untuk membimbing manajer Koperasi Desa Merah Putih agar mendapatkan pelatihan yang memadai," tambahnya.
Koperasi desa ini tidak hanya akan memenuhi kebutuhan fisik masyarakat, tetapi juga menjalankan berbagai sektor usaha seperti simpan pinjam, ritel, farmasi, transportasi, hingga pergudangan.
"Kami (Kemenkop) menargetkan pada Juli 2025, Koperasi Desa Merah Putih dapat terbentuk di 70 ribu desa di seluruh Indonesia, yang diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi berbasis syariah," ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Buya Yahya mengajak seluruh masyarakat untuk mendekat kepada sistem ekonomi berbasis syariah. Namun, ia menekankan bahwa prinsip syariah harus tetap dijalankan dengan ketulusan dan tidak merendahkan sistem lainnya.
"Kami ingin mengajak sebanyak mungkin orang untuk bergabung dalam sistem ekonomi syariah. Jika kita meyakini transaksi berbasis syariah lebih berkah, maka ini juga menjadi bagian dari silaturahmi, di mana keuntungannya bisa digunakan untuk kegiatan dakwah," ujarnya.
Buya Yahya juga menekankan pentingnya membangun jaringan yang luas dalam pengelolaan ekonomi berbasis syariah. "Kita ingin menjalin silaturahmi yang indah dengan cara mencari kawan sebanyak-banyaknya," tutupnya.
(dir/dir)