Cerita Panji Berpuasa di Amerika Serikat, Penuh Tantangan

#RamadanJadiMudah by BSI

Cerita Panji Berpuasa di Amerika Serikat, Penuh Tantangan

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Jumat, 07 Mar 2025 03:30 WIB
Panji Prasetio.
Panji Prasetio. (Foto: Istimewa)
Majalengka -

Panji Prasetio (25) kini tengah menjalani ibadah puasa Ramadan di Amerika Serikat. Sebagai seorang juru masak di salah satu restoran di Virginia, Panji berbagi pengalamannya berpuasa di negeri yang mayoritas penduduknya non-Muslim.

"Sebetulnya tidak banyak perbedaan dengan berpuasa di Indonesia. Cuma suasananya yang berbeda," kata warga Desa Jatimulya, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka itu saat berbagi kisah kepada detikJabar, Kamis (6/3/2025).

Menjalankan ibadah puasa di Negeri Paman Sam, tentu banyak tantangan yang Panji alami. Tantangan terbesarnya, menurut Panji, adalah bagaimana dia berpuasa di tengah lingkungan yang mayoritas non-Muslim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rasanya sedikit menantang karena kita minoritas di sini," ujar dia.

Panji Prasetio.Panji Prasetio. Foto: Istimewa

Selain suasana, perbedaan waktu puasa juga menjadi hal yang Panji rasakan. Di Amerika, waktu puasa bisa mencapai 15 hingga 16 jam.

ADVERTISEMENT

"Di sini puasa agak lebih lama, bisa 15 sampai 16 jam. Apalagi kalau musim panas, cuacanya itu kayak bener-bener panas banget," ucapnya.

Ibadah selama Ramadan juga terasa berbeda bagi Panji. Jarak yang jauh dari musala atau masjid membuatnya sulit melaksanakan salat Tarawih berjamaah, bahkan salat Ied nanti.

"Terus soal ibadah juga. Mungkin nggak bisa salat tarawih berjamaah. Karena di sini, memang di tempat saya itu jauh dari musala atau masjid. Jadi tidak bisa salat tarawih berjamaah. Tapi kalau misalkan nanti salat idul fitri, bisa satu jam perjalanan untuk salat ied," jelasnya.

Salah satu hal yang paling ia rindukan adalah suasana Ramadan di Indonesia. Di sana, nyaris tidak mendengar kumandang azan, apalagi obrog-obrog yang menjadi ciri khas waktu sahur saat di Majalengka.

"Di sini tidak ada suara azan atau imsak, jadi harus pakai alarm atau aplikasi buat tahu waktu sahur dan berbuka," ujarnya.

Bagi Panji, meski tetap bisa beribadah, suasana Ramadan di Indonesia lebih hangat. Pengalaman berpuasa di Amerika juga, menjadi ujian kesabaran dan keteguhan iman.

"Di Indonesia lebih seru, bisa kumpul bareng keluarga. Kalau di sini, ya ibaratnya kita ibadah sama teman-teman saja. Vibes-nya di Indonesia memang lebih hangat dan seru," pungkasnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads