Memasuki musim hujan, masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap risiko penyakit leptospirosis, salah satu penyakit berbahaya yang kerap muncul saat banjir melanda. Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan melalui air yang terkontaminasi kencing tikus.
Ketua Tim Kerja P2PM Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Subhan, mengatakan bahwa pihaknya masih memantau situasi dan memastikan tidak ada lonjakan kasus terkait penyakit ini.
"Dari banjir kemarin, belum ada laporan kasus leptospirosis di daerah terdampak banjir. Namun, kami tetap waspada dan terus memantau. Ada satu laporan dugaan kasus di wilayah Kecamatan Ciledug, tapi wilayah itu tidak terdampak banjir," jelas Subhan, Jumat (21/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Subhan menjelaskan bahwa leptospirosis kerap menyerang saat musim hujan atau saat banjir melanda. Tikus yang keluar dari sarangnya akibat banjir bisa meninggalkan jejak kencing yang mencemari air. Jika air yang terkontaminasi mengenai kulit, terutama kulit yang memiliki luka terbuka, risiko infeksi meningkat.
Gejala leptospirosis mirip dengan penyakit demam lainnya, seperti panas tinggi dan sakit kepala. Namun, ada gejala khas yang patut diwaspadai, yaitu nyeri pada bagian betis.
"Untuk memastikan diagnosa leptospirosis, pasien harus menjalani pemeriksaan laboratorium. Tidak semua demam disebabkan oleh leptospirosis, jadi penting untuk cek lebih lanjut," tambah Subhan.
Langkah Pencegahan
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon mengimbau masyarakat untuk mengambil langkah pencegahan, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah rawan banjir.
Salah satu langkah sederhana namun efektif adalah menggunakan sepatu boot saat beraktivitas di area banjir. Selain itu, menjaga kebersihan diri setelah kontak dengan air banjir juga menjadi kunci utama mencegah infeksi.
"Jika terkena air banjir, segera cuci bagian tubuh yang basah. Jangan biarkan luka terbuka terpapar langsung air banjir, karena di situlah titik masuknya bakteri leptospira," ujar Subhan.
Meski leptospirosis tergolong penyakit yang bisa mematikan jika tidak ditangani dengan tepat, Subhan menegaskan bahwa risiko kematian akibat penyakit ini sangat kecil jika pasien mendapatkan penanganan medis sejak dini.
"Leptospirosis bisa berakibat fatal jika infeksi terjadi berulang atau dibiarkan tanpa pengobatan. Namun, jika ditangani cepat, pasien bisa sembuh total. Yang penting, jangan menyepelekan gejalanya," tegasnya.
Dinkes Kabupaten Cirebon juga mengingatkan masyarakat untuk segera melapor ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala mencurigakan, terutama setelah beraktivitas di area banjir. Deteksi dini menjadi kunci utama mencegah komplikasi serius dari leptospirosis.
Dengan cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi, masyarakat diimbau untuk tetap waspada, menjaga kebersihan lingkungan.
(yum/yum)