Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025 resmi berlaku mulai Sabtu, 1 Februari 2025. Dengan penerapan Gapeka 2025, jumlah perjalanan kereta api di wilayah KAI Daop 3 Cirebon akan meningkat menjadi 178 perjalanan per hari, dari sebelumnya 174 perjalanan.
Manager Humas KAI Doap 3 Cirebon, Rokhmad Makin Zainul menjelaskan, Gapeka merupakan pedoman yang mencakup berbagai informasi terkait perjalanan kereta api, seperti waktu, stasiun, kecepatan dan posisi perjalanan. Pedoman ini berfungsi mengatur perjalanan kereta api di Indonesia.
"Gapeka 2025 mencakup seluruh jaringan kereta api di Jawa dan Sumatera dengan berbagai penyesuaian dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan," terang Rokhmad, Sabtu (1/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan diberlakukannya Gapeka 2025 yang mulai diterapkan pada hari ini, KAI akan menambah frekuensi dan kereta api baru, mengurangi waktu tempuh, serta meningkatkan kecepatan kereta.
"Jumlah perjalanan kereta api akan meningkat menjadi 178 perjalanan per hari, dari sebelumnya 174 perjalanan per hari yang melintas di wilayah Daop 3 Cirebon," kata dia.
Di sisi lain, Rokhmad mengatakan bahwa ada empat kereta api baru yang akan beroperasi dan melintas di wilayah Daop 3 Cirebon. Antara lain yaitu KA Gunungjati (Gambir-Cirebon-Semarang Tawang) dan KA Cakrabuana (Gambir-Cirebon-Purwokerto). Kemudian KA Madiun Jaya (Pasar Senen-Madiun) dan KA Anjasmoro (Gambir-Surabaya Pasarturi).
Menurut Rokhmad, pada Gapeka 2025 kecepatan perjalanan kereta api juga akan ditingkatkan hingga 120 km/jam, serta pengurangan waktu berhenti di stasiun untuk mempercepat waktu tempuh. Beberapa kereta yang mengalami efisiensi waktu tempuh yaitu KA Argo Bromo Anggrek, KA Argo Dwipangga, KA Bima, dan KA Taksaka.
"Bagi pelanggan dengan keberangkatan 1 Februari 2025 dan seterusnya, KAI mengimbau untuk memeriksa kembali jadwal keberangkatan yang tertera pada tiket, dikarenakan ada beberapa jadwal perjalanan kereta api yang berangkat lebih awal dari jadwal sebelumnya, hal ini untuk menghindari agar pelanggan tidak tertinggal kereta api yang akan digunakan," jelas Rokhmad.
Dampak ke Lalin di Cirebon
Perjalanan kereta api yang melintas di wilayah KAI Daop 3 Cirebon mengalami peningkatan seiring diterapkannya Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025. Meningkatnya perjalanan KA ini pun berdampak pada kemacetan lalu lintas di Kota Cirebon, terutama di perlintasan sebidang.
Diketahui, dengan diterapkannya Gapeka 2025, jumlah perjalanan kereta api yang melintas di wilayah Daop 3 Cirebon meningkat menjadi 178 perjalanan setiap hari, dari sebelumnya 174 perjalanan.
Pj Wali Kota Cirebon, Agus Mulyadi, menyebutkan bahwa kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah perjalanan kereta api menjadi salah satu hal yang dikeluhkan masyarakat.
"Kita dukung penuh pelayanan kereta api. Tapi konsekuensinya memang jalur traffic-nya yang melintasi perlintasan sebidang semakin meningkat, sehingga dikeluhkan. Hampir setiap 7 menit sekali itu kereta api selalu lewat kemudian menyebabkan kemacetan," kata Agus Mulyadi.
Terkait dengan hal ini, Agus menyatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
"Itu sedang didiskusikan kembali antara pemerintah daerah dan Kementerian Perhubungan, khususnya Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Kemarin sudah ada pertemuan secara daring," ujar Agus.
Menurut Agus, diskusi yang diadakan bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian itu membahas berbagai opsi untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Kota Cirebon.
"Nanti mungkin kita serahkan sepenuhnya kepada kewenangan dari pemerintah. Nanti secara formal juga kita akan buat surat kembali untuk kita diskusi, solusi apa yang terbaik," kata Agus.
"Ada beberapa opsi, apakah elevated track atau kemudian jalan layang, yang memang semuanya punya kelebihan dan kelemahan. Kalau dari sisi pemerintah daerah, kita berharap elevated track," kata dia menambahkan.
KA Gunungjati Kembali Beroperasi
Sementara itu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengoperasikan sejumlah kereta api baru yang melintas di wilayah Daop 3 Cirebon, salah satunya adalah Kereta Api Gunungjati.
Meski terdengar seperti nama baru, KA Gunungjati sejatinya memiliki sejarah panjang. Nama kereta api ini pernah digunakan puluhan tahun lalu sebelum kembali hadir di jalur kereta api saat ini.
Kereta api Gunungjati secara resmi kembali dioperasikan bersama dengan beberapa kereta api lain. Keberangkatan perdana kereta api Gunungjati dilakukan di Stasiun Cirebon Kejaksan pada Sabtu, 1 Februari.
"Hari ini perjalanan kereta api baru, yang kita namakan Kereta Api Gunungjati dengan relasi Gambir - Cirebon - Semarang Tawang Bank Jateng. Dan ada satu lagi, (KA) Cakrabuana itu dari Purwokerto," kata Direktur Perencanaan Strategis dan Pengelolaan Sarana KAI, John Robertho di Cirebon, Sabtu (1/2/2025).
Kereta Api Gunungjati ini menyediakan layanan kereta eksekutif dan ekonomi. Kereta api ini memiliki jadwal keberangkatan dua kali dalam sehari.
Berikut jadwal keberangkatan Kereta Api Gunung Jati:
- Cirebon - Gambir: Berangkat 05.40 WIB, Tiba 08.27 WIB.
- Gambir - Cirebon: Berangkat pukul 09.00 WIB, Tiba 11.43 WIB.
- Cirebon - Semarang Tawang: Berangkat 11.53 WIB, Tiba 14.43 WIB.
- Semarang Tawang - Cirebon: Berangkat 15.45 WIB, Tiba 18.39 WIB.
- Cirebon - Gambir: Berangkat 18.49 WIB, Tiba 21.35 WIB.
- Gambir - Cirebon: Berangkat 22.05 WIB, Tiba 01.05 WIB.
John mengatakan, dengan adanya Kereta Api Gunungjati ini diharapkan dapat mempermudah masyarakat yang ingin berpergian ke berbagai daerah. Di sisi lain, ia juga berharap hadirnya Kereta Api Gunungjati ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Cirebon.
"Kereta api ini adalah untuk meningkatkan pelayanan kereta api untuk masyarakat Cirebon dan sekitarnya, menghubungkan ke Kota Jakarta. Kami juga berharap kereta api ini bisa meningkatkan pariwisata di Cirebon," ucap John.
Sejarah Kereta Api Gunung Jati
Nama Kereta Api Gunungjati bukanlah hal yang baru, melainkan sebuah nama yang pernah digunakan dan dioperasikan beberapa puluh tahun lalu.
Disarikan dari berbagai sumber, Kereta Api Gunungjati pertama kali beroperasi pada 1 Februari 1973, dengan menggunakan lokomotif diesel hidraulik BB301.
Kereta ini termasuk dalam kategori kereta ekspres yang menjadi penerus dari KA Patas Cirebon-Jatinegara. KA Gunungjati beroperasi dua kali perjalanan pulang-pergi setiap harinya, dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam.
Pada 10 Mei 1984, pola pelayanan KA Gunungjati mengalami perubahan, dengan hadirnya KA Ekspres Tegal-Jakarta Kota pp, Cirebon-Jakarta Kota pp (via Pasar Senen), serta KRD Gunung Jati berbasis MBW 302 yang melayani rute Cirebon-Jakarta Kota pp (via Gambir).
Seiring waktu, layanan Kereta Api Gunungjati terus mengalami berbagai perubahan hingga akhirnya pada 1 Juni 1992, KA Gunungjati dihentikan operasinya sehubungan dengan dibukanya KA Cirebon Ekspres yang berangkat dari Cirebon.
Kini, setelah 3 dekade vakum, Kereta Api Gunungjati akhirnya kembali beroperasi dengan menyediakan layanan eksekutif dan ekonomi.
(orb/orb)