Tembok penahan tanah (TPT) di bantaran Sungai Cipager, tepatnya di Blok Pekuwon RT 02 RW 01, Kelurahan Kemantren, Kecamatan Sumber, kembali mengalami longsor sepanjang Januari 2025. Longsoran terbaru terjadi pada Jumat (31/1/2025) memiliki dampak lebih luas dibandingkan kejadian sebelumnya.
Jupri Hidayat, salah satu warga setempat, menjelaskan longsor pertama terjadi pada Senin (29/1/2025) sekitar pukul 02.00 WIB. Peristiwa tersebut terjadi di bagian utara yang belum diperkuat dengan senderan.
"Kalau yang Senin itu hanya sekitar 3 meter. Tapi yang kejadian hari ini lebih parah, mencapai kurang lebih 20 meter," ungkap Jupri, Jumat (31/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lurah Kemantren, Yayan, menyebutkan longsor tersebut mengancam tiga hingga empat bangunan, termasuk dua rumah warga, satu pabrik, dan satu WC umum.
"Ada dua rumah yang jaraknya hanya sekitar tiga meter dari tepi longsoran. Saat ini rumah-rumah tersebut dalam kondisi kosong karena penghuninya telah mengungsi ke rumah saudara," jelas Yayan.
Hingga kini, belum ada tindakan konkret untuk menangani longsoran di bagian yang tidak terhubung dengan jembatan. Namun, pihak kelurahan telah melaporkan kejadian ini ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR), serta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung.
"Hari ini sudah dilakukan peninjauan oleh dinas terkait. Mudah-mudahan segera ada langkah penanganan darurat agar tidak berdampak lebih buruk, terutama terhadap rumah warga," tambah Yayan.
Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun kerugian material yang signifikan dalam peristiwa ini. "Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa atau kerugian material dari warga," pungkasnya.
Warga berharap pemerintah segera mengambil langkah antisipatif guna mencegah longsor susulan yang bisa memperparah kondisi di sekitar Sungai Cipager.
(iqk/iqk)