Di tengah deru mesin kereta yang mendesing, Anis, dengan suaranya yang mengalun lembut, menyapa akrab para penumpang yang baru saja tiba di stasiun Cirebon, Senin (23/12/2024).
Dengan kata-kata sederhana namun penuh makna, Anis menyampaikan pesan kepada para penumpang untuk memeriksa barang bawaan sebelum mereka turun meninggalkan kereta. Tidak lupa ia juga mengucapkan terima kasih atas perjalanan yang telah ditempuh.
Wanita yang memiliki nama lengkap Din Aniswatul Shalehah itu merupakan seorang announcer yang bertugas di stasiun Cirebon, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyampaikan pesan ramah dan informatif menjadi tugas Anis selama ia menjalani pekerjaan tersebut. Mulai dari Jadwal kereta hingga informasi tentang berbagai fasilitas di stasiun menjadi pesan yang selalu disampaikan Anis melalui pengeras suara.
Menariknya, ada tiga bahasa yang biasa digunakan Anis saat menyampaikan pesan kepada para penumpang kereta di stasiun Cirebon. Seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris hingga bahasa daerah, yaitu bahasa Cirebon.
Dengan bahasa daerah ini, Anis akan senantiasa menyapa lembut para penumpang kereta yang baru saja tiba di daerah berjuluk 'Kota Udang'.
"Wilujeng siang lan wilujeng rawuh dumateng kabeh pelanggan sepur Ranggajati. Perjalanane panjenengan sampun dugi teng stasiun Cirebon. Sederenge panjenengan mandek, mangga barang baktane dicek malih, bilih wonten sing kekantun. Matur kesuhun. (Selamat siang dan selamat datang kepada seluruh pelanggan Kereta Api Ranggajati. Perjalanan Anda sudah tiba di Stasiun Cirebon. Sebelum Anda turun, silakan cek kembali barang bawaan Anda, barangkali ada yang tertinggal. Terima kasih)," begitu bunyi pesan yang disampaikan Anis dalam bahasa Cirebon yang hangat dan penuh keakraban.
Wanita asal Cirebon itu telah menjalani pekerjaan sebagai announcer di stasiun Cirebon sejak tahun 2022 lalu. Sebelum menjalani tugas sebagai announcer di stasiun, Anis mengaku tidak pernah memiliki pengalaman sebagai penyiar.
"Awalnya mungkin berat bagi saya. Karena saya dari nol banget belajarnya. Saya ngga ada basic MC," kata wanita berusia 25 tahun itu.
Terlebih, bidang keilmuan yang ia pelajari saat di bangku kuliah bukan tentang penyiaran. Anis merupakan lulusan dari salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Di kampus tersebut, Anis mengambil jurusan Agribisnis.
"Saya lulusan Agribisnis dari salah satu universitas di Jakarta," ucap Anis.
Sebelum bertugas sebagai announcer di stasiun Cirebon, Anis lebih dulu mengikuti serangkaian pelatihan yang diselenggarakan oleh PT KAI. Ada banyak hal yang dipelajari Anis selama mengikuti pelatihan tersebut.
"Kita ada pelatihan dari kantor pusat. Dari situ kita belajar mengenai intonasi dan hal-hal lainnya. Tapi kita setiap announcer itu punya ciri khas masing-masing," kata Anis.
Anis lalu berbagi pengalamannya selama ia bertugas sebagai announcer di stasiun kereta. Selama dua tahun menjalani pekerjaan tersebut, Anis telah merasakan manis pahit sebagai announcer.
Menurutnya, meski bekerja melalui pengeras suara, namun ada tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh seorang announcer.
"Suka dukanya itu pada saat KA terlambat dan juga ada taspat. Taspat itu pengurangan kecepatan. Kita pasti banyak komplain dari penumpang kenapa KA-nya terlambat. Jadi kita sebisa mungkin memberi tahu posisi kereta ada di mana. Sama lebih banyak minta maaf sih," kata Anis.
Anis pun berbagi tips bagaimana cara dia dalam menjaga kualitas suara. Terkait hal ini, Anis mengaku selalu berusaha untuk menghindari makanan-makanan berminyak, seperti misalnya gorengan.
"Menjaga suara agar tetap stabil paling kita mengurangi makan gorengan, makanan yang berminyak. Termasuk minum es. Jadi lebih banyak minum air putih," ujar Anis.
Di masa angkutan Nataru kali ini, Anis sendiri mengaku lebih sibuk dari biasanya. Jenis makanan pun menjadi hal yang selalu ia perhatikan untuk menjaga kualitas suara.
"Di masa Nataru kaya gini, KA-nya lebih padat, paling lebih banyak minum air putih," terang Anis.
(sud/sud)