Cirebon Raih Sertifikat Indikasi Geografis untuk Batik Merawit

Cirebon Raih Sertifikat Indikasi Geografis untuk Batik Merawit

Devteo Mahardika - detikJabar
Senin, 25 Nov 2024 21:00 WIB
Pj Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya saat melihat sejumlah motif batik merawit
Pj Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya saat melihat sejumlah motif batik merawit (Foto: Devteo Mahardika/detikJabar)
Cirebon -

Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mencetak sejarah dengan menerima sertifikat Indikasi Geografis (IG) untuk batik merawit, sebuah teknik membatik khas yang hanya ada di daerah ini.

Sertifikat ini diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan secara resmi diakui sejak 4 November 2024, menjadikan batik merawit sebagai IG batik keenam di Indonesia sekaligus yang pertama untuk Kabupaten Cirebon.

Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian ini sebagai langkah awal mendorong untuk pengembangan batik merawit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sertifikat IG ini merupakan langkah awal untuk mendorong pengembangan batik merawit. Ke depan, kami berharap label ini tidak hanya melindungi keaslian produk budaya, tetapi juga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan pelestarian budaya lokal," ujarnya, Senin (15/11/2024).

Keunikan Teknik Merawit

Ketua Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI), Komarudin Kudiya, menjelaskan bahwa teknik merawit memiliki keunikan tersendiri, yaitu menghasilkan garis-garis yang sangat tipis dengan latar warna terang. Proses ini membutuhkan tingkat ketelitian tinggi dan bahan berkualitas, seperti canting dan malam (lilin).

ADVERTISEMENT

"Kesalahan kecil, seperti suhu malam yang terlalu panas, dapat merusak garis tipis yang menjadi ciri khas batik ini," ungkapnya.

Produksi batik merawit saat ini terpusat di delapan desa di Cirebon, yaitu Trusmi Kulon, Trusmi Wetan, Kaliwulu, Wotgali, Gamel, Sarabau, Panembahan, dan Kalitengah. Dari total sekitar 3.500 perajin batik di wilayah ini, hanya 1.000 di antaranya yang menguasai teknik merawit.

Potensi Ekonomi dan Budaya

Dengan sertifikasi IG, batik merawit kini memiliki potensi nilai jual yang lebih tinggi. Setiap produk akan dilengkapi dengan barcode berisi informasi lengkap, mulai dari motif hingga identitas perajinnya. Motif sawat pengantin menjadi salah satu motif paling populer yang menggunakan teknik ini.

Komarudin juga berharap sertifikat ini dapat menjadi insentif tambahan bagi para perajin dan mendorong regenerasi pengrajin batik.

"Dengan pengakuan IG ini, kami optimistis batik merawit tidak hanya menjadi ikon budaya, tetapi juga motor penggerak ekonomi lokal," katanya.

"Sertifikasi IG untuk batik merawit menandai era baru bagi Kabupaten Cirebon, memberikan peluang besar untuk memperkenalkan kekayaan budaya daerah ini ke tingkat nasional dan internasional," pungkasnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads