Banjir Rob Melanda, Sampah Pun Tiba

Kabupaten Indramayu

Banjir Rob Melanda, Sampah Pun Tiba

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Sabtu, 16 Nov 2024 10:47 WIB
Sampah Banjir Rob di Indramayu
Sarju memungut sampah botol plastik yang terbawa arus banjir rob di Eretan (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu -

Banjir rob yang melanda di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu menimbulkan sampah berserakan. Sampah-sampah plastik terbawa arus banjir hingga bersarang di setiap sudut permukiman.

Sampah berserakan yang terbawa arus banjir justru menjadi perhatian Sarju Susanto. Pria berusia 67 tahun itu tampak berdiri di depan teras rumahnya di Blok Condong Desa Eretan Wetan. Sambil menunggu banjir surut, ia sesekali melihat sejumlah sampah plastik yang berserakan.

"Banyak sampah, orangnya kalau banjir kayak gini kadang main buang-buang aja. Makanya saya nih kumpulin aja," kata Sarju sambil menunjuk keranjang sampah miliknya, Sabtu (16/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sarju menyayangkan, sebagian warga yang kurang tertib dalam mengelola sampah. Bahkan ironisnya, banyak warga yang seolah sengaja membuang sampah saat banjir.

"Di sana tuh di sekolahan kan banyak sampah tuh, orang dagang tuh susah pada kesempatan main buang aja," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Selain berupaya mengurangi berserakannya sampah plastik, Sarju pun sesekali memungut botol plastik yang terbawa arus banjir. "Iya diambil aja lah lumayan ketimbang nganggur," ucapnya.

Satu persatu sampah botol plastik sengaja ia kumpulkan dalam satu wadah. Pria yang berprofesi sebagai tukang bangunan itu menganggap sampah botol bisa menjadi tambahan rupiah.

Sampah Banjir Rob di IndramayuSarju memungut sampah botol plastik yang terbawa arus banjir rob di Eretan Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar

Sampah botol plastik yang ia kumpulkan kemudian ia tukar dengan minyak goreng. "Ya kadang-kadang ada yang kemari ya jual aja ditukar sama minyak," jelasnya.

Kesan Kumuh di Eretan Kandanghaur

Banjir rob yang melanda di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu seolah sudah dianggap biasa. Pemerintah mengaku nyaris tak pernah lelah untuk mengurangi resiko dari musibah pasangnya air laut yang merendam permukiman warga tersebut.

Dari sisi kesehatan misalnya, Camat Kandanghaur Hatta Direja mengaku tetap memonitoring kondisi kesehatan masyarakat terutama di dua desa yaitu Desa Eretan Kulon dan Eretan Wetan. Pasalnya, lingkungan kotor nan kumuh, kembali tampak ketika banjir melanda.

"Tadinya saluran sudah bersih, jalan juga sudah bersih ketika ada rob datang sampah lagi banyak lagi. Itu kita kontinu kerjasama dengan pemerintah desa dan puskesmas juga kita libatkan," ujar Hatta kepada detikJabar.

Perihal sampah kata Hatta, pemerintah sudah berupa melakukan penataan sampah di desa yang sering terdampak banjir rob itu. Namun, pemerintah tidak membuat tempat pembuangan sampah sementara atau TPS sementara di areal permukiman lantaran tidak adanya lahan.

Sebagai gantinya, TPS sementara lebih ditempatkan di pinggir jalan Raya Pantura. "TPS sementara ya ada paling ada beberapa tempat TPS kan banyak di pinggir Pantura tuh. Kalau di dalamnya itu memang nggak ada karena memang lahannya nggak ada," jelas Hatta.

Setiap harinya lanjut Hatta, pemerintah desa sudah menempatkan sejumlah keranjang sampah untuk di taruh di dekat masing-masing rumah warga. Kemudian, petugas akan mengangkut sampah dari keranjang itu secara rutin.

"Paling juga pakai keranjang-keranjang rumah nanti dibawa oleh petugas. Pembuangan TPS sementara paling di Pantura," jelasnya.

Hatta menyebut kesan kumuh biasa terlihat bagi permukiman di wilayah pesisir. Namun, selain upaya pemerintah, kesadaran masyarakat juga perlu ditingkatkan.

"Pasti kalau wilayah kongsi nelayan semua juga terkesan kumuh. Tapi kita berangsur membenahi cuman namanya masyarakat nelayan ya begitu lah kesadarannya udah biasa mereka rob tiap hari jadi ya," ungkapnya.

"Cuma ya tahun depan pembangunan kita terus. Malahan tahun depan itu akan disender kali nya tapi itu perlu relokasi juga," pungkasnya.




(dir/dir)


Hide Ads