Seniman dan budayawan Kota Tasikmalaya menghelat acara orasi budaya di halaman Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya (GKKT), Rabu (23/10/2024) malam.
Selain dihadiri oleh para pegiat seni budaya dan masyarakat, acara ini dihadiri juga oleh sebagian kontestan Pilkada Kota Tasikmalaya.
Yang menarik di acara ini, para calon pemimpin Kota Tasikmalaya itu tidak diberi kesempatan berbicara di atas panggung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka hanya diperkenankan menyimak orasi budaya yang disampaikan oleh Sabrang Mowo Damar Panuluh atau yang lebih dikenal Noe Letto. Para calon pemimpin Kota Tasikmalaya ini seakan "diceramahi" oleh budayawan.
Sayang dari 10 orang atau 5 pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota, yang hadir hanya 3 orang. Calon Wali Kota nomor urut 2, Ivan Dicksan, calon Wakil Wali Kota nomor urut 5, KH Aminudin dan calon Wakil Wali Kota nomor urut 3 Hendro Nugraha.
Ketua Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya, Bode Riswandi mengatakan pihaknya sengaja tak memberi ruang berbicara kepada calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
"Sengaja para calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota tak diberi mic, karena pemimpin itu harus banyak mendengar," kata Bode.
Terkait hanya 3 orang calon pemimpin yang hadir, Bode mengaku tak terlalu mempersoalkan.
"Kami undang seluruh paslon, 10 orang dari 5 paslon kami undang. Karena kami terbebas dari keberpihakan. Tapi persoalan mayoritas tak hadir, kita husnudzon saja mungkin ada kegiatan lain," kata Bode.
![]() |
Satu hal poin penting yang ingin disampaikan para budayawan dan seniman Tasikmalaya kepada calon pemimpin Klta Tasikmalaya, menurut Bode adalah soal memajukan kebudayaan yang merupakan amanat dari konstitusi.
"Mereka mesti peduli terhadap kebudayaan, bahkan tidak hanya peduli, karena menghidupkan kebudayaan itu adalah amanat konstitusi," kata Bode.
"Amanat Undang-undang jelas, bahwa negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakatnya untuk melestarikan kebudayaannya masing-masing," sambung Bode.
Sementara itu Sabrang alias Noe Letto saat menyampaikan orasi budaya membahas mengenai korelasi antara kebudayaan dan politik.
"Budaya tak hanya dijadikan hiasan, tapi budaya harus jadi pondasi pengambilan kebijakan," kata Sabrang.
Dia juga menyerukan agar bentuk-bentuk eksploitasi budaya untuk kepentingan politik elektoral. "Hentikan eksploitasi budaya untuk kepentingan politik," kata Sabrang.
Dia mengatakan manusia itu terdiri dari budaya yang umurnya sudah ratusan tahun lebih panjang dari Indonesia.
"Jadi jangan dilupakan, jangan hanya mengadopsi budaya dari luar dan meninggalkan aslinya kita siapa. Ayo kita tumbuhkan dari akar yang kita miliki sejak ratusan tahun lalu," kata Sabrang.
Usai berorasi dia juga sempat menembangkan 3 hits dari Letto, grup band yang melambungkan namanya. Lagu Ruang Rindu, Sebelum Cahaya dan Permintaan Hati mengalun apik menghibur ratusan orang yang hadir. Selain itu acara juga dimeriahkan oleh beberapa musisi lokal Tasikmalaya.
(yum/yum)