Di sebuah desa di Indramayu, Jawa Barat, peristiwa tak biasa membuat geger warga setempat. Ribuan lembar uang tunai senilai jutaan Rupiah mendadak tersebar di sebuah sungai kecil. Warga pun berbondong-bondong turun ke air untuk mengais uang tersebut.
Peristiwa itu terjadi pada Jumat, 18 Januari 2019 di Desa Tanjungsari, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu. Seorang pengguna Facebook bernama Yuni Rusmini, membagikan potongan video saat warga beramai-ramai memungut uang di dalam sungai.
Baca juga: Pamor Si Hitam dari Majalengka |
Video itupun viral dan jadi perbincangan. Disebutkan, warga menemukan banyak uang pecahan Rp 100 ribu. Selain uang, ada juga barang berharga lain seperti kalung dan gelang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Infonya beredar katanya uang puluhan juta dibuang di sungai beserta emas, seperti kalung, gelang, dan lain-lain. Spontan warga beramai-ramai mencari uang pecahan Rp 100 ribuan," tulis Yuni dalam video yang diunggahnya itu, Minggu 20 Januari 2019.
Rupanya, uang yang tersebar di sungai itu milik warga bernama Usman. Uang itu dibuang dengan sengaja oleh istrinya, Safiah. Safiah diketahui mengalami gangguan jiwa sepulang menjadi pekerja migran di luar negeri.
Kapolres Indramayu saat itu, AKBP M Yoris Marzuki menjelaskan, uang yang bertebaran di sungai kemudian dikumpulkan oleh warga setelah Usman memberi kabar jika istrinya membuang uang dengan sengaja.
Mendapat kabar itu, kata Yoris, warga berinisiatif membantu mengumpulkan uang yang kemudian diserahkan kembali ke Usman.
"Istri Pak Usman ini mengalami gangguan kejiwaan setelah menjadi TKI. Warga mendengar kabar bahwa istri Pak Usman buang uang ke sungai, akhirnya warga langsung mencari uangnya," kata Yoris saat dihubungi detikcom.
"Terkumpul sekitar Rp 1 juta. Uang tersebut dikembalikan ke Pak Usman," lanjutnya.
Usman di lingkungannya dikenal sebagai pengusaha ayam potong dan sosok yang ramah dengan tetangga. Karena itu, begitu kabar mengenai uang yang dibuang Safiah, warga secara sukarela membantu mengumpulkan uang tersebut.
Agus Khadiri jadi salah satu warga yang ikut mengumpulkan uang Usman di Sungai Tanjungsari. Agus bercerita, Usman sudah menggeluti bisnis ayam potong selama 10 tahun ketika itu. Sementara istrinya Safiah, baru pulang dari bekerja sebagai TKI.
Namun entah apa penyebabnya, sepulang dari luar negeri, Safiah mengalami gangguan jiwa. Meski begitu, keberadaan Safiah tidak membuat warga khawatir.
"Bisnisnya ayam potong. Sudah lama bisnis itu. Kalau istrinya memang alami gangguan kejiwaan, kalau lagi kumat ya begitu. Lima tahunan mulai kumat-kumatan gitu, sejak pulang jadi TKI," katanya.
"Nggak sampai ganggu tetangga. Ya begitu-begitu aja kalau kumat," tandasnya.
(bba/mso)