Kesenian dan budaya merupakan fondasi penting dari identitas. Meski arus globalisasi semakin deras, kebudayaan tetap berusaha bertahan, dibantu oleh mereka yang berjuang untuk melestarikannya.
Salah satu contoh nyata dari upaya tersebut terlihat di Sanggar Kresna Satya Kencana, yang berlokasi di Desa Kedawung, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon. Sanggar ini dengan sabar dan telaten mempertahankan berbagai kesenian tradisional di tengah era disrupsi yang sedang berlangsung.
Didirikan pada tahun 2023, Sanggar Kresna Satya Kencana hadir dengan misi yang jelas menjadi pusat pelestarian seni tradisional yang mengedepankan kesenian khas Cirebon.
Ketua Sanggar Kresna Satya Ibnu (33) menceritakan awalnya ia merasa skeptis apakah minat terhadap kesenian tradisional masih ada, terutama di kalangan anak muda. Namun, kenyataannya sungguh mengejutkan. Banyak orang tua murid yang antusias mendaftarkan anak-anak mereka untuk belajar di sanggar ini.
"Saya kira tidak akan banyak yang berminat, ternyata antusiasmenya cukup besar, terutama dari orang tua," kata Ibnu, Senin (30/9/2024).
Cinta Budaya Sejak Dini
Sanggar ini menawarkan berbagai jenis kesenian tradisional yang berakar kuat dari budaya Cirebon. Anak-anak usia lima tahun hingga remaja SMA/SMK sederajat dapat belajar seni tari topeng, tari kreasi seperti jaipongan, hingga melukis di kanvas dan kaca.
"Aktivitas ini bukan hanya melatih kemampuan teknis, tetapi juga menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal sejak usia dini," ujar Ibnu.
Selain latihan rutin, Sanggar Kresna Satya Kencana juga sering mengadakan pementasan dan ikut serta dalam berbagai lomba seni. Menurut Ibnu, ini adalah salah satu cara untuk mengasah kemampuan para peserta didik sekaligus memperkenalkan seni tradisional kepada publik yang lebih luas.
Pusat Kebudayaan Jawa Barat
Ibnu juga menyoroti bahwa Cirebon memiliki warisan budaya yang sangat kaya dan kuat. "Jika di Jawa Tengah ada Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan, di Jawa Barat kita punya Cirebon," ujarnya.
Cirebon memang dikenal sebagai salah satu kota di Jawa Barat yang memiliki keunikan budaya, dengan berbagai bentuk seni dan tradisi yang masih dilestarikan hingga kini.
Namun, menurut Ibnu, perlu ada upaya yang lebih besar untuk mengangkat budaya Cirebon ke panggung nasional dan internasional. Ia berharap pemerintah daerah bisa menginisiasi kalender acara budaya yang melibatkan sanggar-sanggar seni lokal, termasuk Kresna Satya Kencana untuk menarik lebih banyak wisatawan.
"Sepertinya perlu juga kerja sama dari berbagai elemen masyarakat dan pemerintah untuk membangun ruang seni yang lebih representatif di tingkat kabupaten, seperti gedung kesenian yang memadai," tegasnya.
Tantangan dan Harapan
Meski memiliki antusiasme tinggi dari masyarakat, Ibnu mengakui bahwa sanggar ini menghadapi tantangan dalam hal perhatian dan dukungan dari pemerintah.
"Kami berharap ke depan ada kepedulian lebih dari pemerintah untuk melestarikan seni dan budaya lokal ini," ungkapnya.
Menurutnya, pelestarian budaya bukan hanya tanggung jawab individu atau komunitas, tetapi juga perlu didukung secara sistematis oleh pemerintah melalui kebijakan dan fasilitas yang memadai.
"Sanggar Kresna Satya Kencana mungkin masih muda, tapi semangatnya dalam melestarikan dan memperkenalkan budaya Cirebon kepada generasi penerus tidak pernah surut. Ini adalah bukti bahwa di tengah kemajuan zaman, nilai-nilai tradisi tetap dapat hidup dan berkembang, selama ada yang peduli untuk merawatnya," pungkasnya.
(sud/sud)