Kondisi pohon jati yang mengeluarkan api saat hujan pada Selasa (10/9) malam di Desa Cihirup, Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, ternyata hingga kini masih berdiri tegak. Namun demikian, fenomena langka tersebut tampaknya tidak terlalu berdampak terhadap kehidupan warga setempat yang tetap membiarkan pohon tersebut seperti tidak terjadi apa-apa.
Pantauan detikJabar pada Kamis (12/9) siang, suasana di lokasi pohon jati yang menyala pada saat pertandingan sepak bola Timnas melawan Australia tersebut tampak sepi. Terlihat pohon jati berdiameter sekitar 40 centimeter tersebut kini terlihat berongga dan menghitam dari akar hingga bagian atasnya akibat terbakar api.
Namun demikian, tampak daun-daun dari cabang pohon jati tersebut masih terlihat normal dan hijau, meski beberapa diantaranya tampak layu akibat terjilat api yang membakar batang utama pohon malam itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pohonnya masih berdiri tegak, meski kini bagian tengahnya bolong dari bawah hingga atas. Tapi daunnya masih hijau," ujar Asep Bayu, warga Desa Cihirup yang kala itu melihat langsung dan sempat merekam fenomena aneh tersebut kepada detikJabar.
Asep mengatakan, warga Desa Cihirup menanggapi biasa saja fenomena pohon jati keluar api yang viral tersebut. Tidak ada reaksi warga Desa Cihirup ataupun desa tetangga yang lain datang berbondong-bondong ke lokasi tersebut ataupun sampai menghubungkan kejadian tersebut dengan hal mistis.
"Biasa-biasa saja, tidak ada kehebohan warga datang ke sini berbondong-bondong. Kalaupun ada beberapa yang penasaran datang untuk melihat langsung ke sini, tapi tidak sampai ada reaksi berlebihan. Setelah melihat beberapa menit, langsung pulang," ujar Asep.
Sementara itu Kepala Desa Cihirup Lina Herlina mengatakan, kejadian pohon jati mengeluarkan api tersebut adalah fenomena alam biasa dan tidak perlu dilebih-lebihkan. Oleh karena itu, Lina menambahkan, pihaknya pun tidak memperlakukan pohon tersebut secara khusus dan mengaitkannya dengan fenomena gaib yang bisa menjerumuskan kepada hal yang menyimpang dari agama.
"Tidak ada perlakuan khusus, karena itu fenomena alam biasa. Bisa jadi karena ada orang yang iseng membakar sesuatu di bawah pohon tersebut yang kemudian merembet hingga akhirnya terbakar. Kami yakin itu bukan fenomena kejadian yang ada kaitannya dengan mistis sehingga harus ada perlakuan khusus. Nanti malah musyrik," ujar Lina.
Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan Indra Bayu menilai kejadian pohon jati terbakar tiba-tiba adalah hal yang wajar. Pasalnya, kata dia, batang pohon jati terdapat getah yang mengandung zat mudah terbakar.
"Bisa jadi sebelum hujan turun ada warga yang iseng bakar sampah, atau yang buang puntung rokok di bawah pohon jati tersebut hingga kemudian menyulut getah yang kemudian api membesar. Karena saya pernah mengalami kondisi ini terjadi terhadap pohon Sonokeling di Gunung Ciremai saat terjadi kebakaran. Pohon tersebut tiba-tiba menyala, padahal api di sekelilingnya sudah padam. Bisa jadi ini juga yang terjadi pada pohon jati di Desa Cihirup tersebut," ungkap Indra.
(mso/mso)