Yoyon Suryono, Petugas Satpol PP Kuningan 'Sang Pawang ODGJ'

Yoyon Suryono, Petugas Satpol PP Kuningan 'Sang Pawang ODGJ'

Mohamad Taufik - detikJabar
Jumat, 16 Agu 2024 06:00 WIB
Anggota Satpol PP Kuningan Yoyon Suryono menunjukkan alat cukur dan mandi yang disimpan di box bagasi motor untuk menangani ODGJ
Anggota Satpol PP Kuningan Yoyon Suryono menunjukkan alat cukur dan mandi yang disimpan di box bagasi motor untuk menangani ODGJ. Foto: Mohamad Taufik/detikJabar
Kuningan -

Keberadaan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di jalanan dengan tampilan lusuh, kotor terkadang galak kerap membuat sebagian orang merasa terganggu bahkan takut. Tak sedikit yang memperlakukan para penderita gangguan jiwa tersebut dengan semana-mena bahkan tidak berperikemanusiaan.

Namun tidak bagi Yoyon Suryono (58). Anggota Satpol PP Kabupaten Kuningan ini tak segan memperlakukan para ODGJ yang ditemuinya di jalanan layaknya orang normal. Dengan tulus, Yoyon menangani para ODGJ dan orang terlantar dengan diberi makan, pakaian bahkan tak segan dia memandikannya. Sampai-sampai banyak orang dekatnya yang menjuluki Yoyon si 'Pawang ODGJ'.

Kepada detikJabar, Yoyon menunjukkan isi box bagasi motor dinasnya yang memang agak lain dengan petugas Satpol PP Kabupaten Kuningan lainnya. Bukan borgol atau pentungan, namun Yoyon mengisinya dengan alat cukur, perlengkapan mandi hingga pakaian bersih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan tanpa alasan, Yoyon menyiapkan segala perlengkapan perawatan tubuh tersebut sebagai persiapan jika dia bertemu orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) atau orang terlantar di jalanan. Atau bahkan jika mendadak ada panggilan dari nomor pengaduan masyarakat (Dumas) yang melaporkan keberadaan para penyandang masalah sosial seperti ODGJ dan orang terlantar yang butuh penanganan, dengan sigap Yoyon akan langsung berangkat ke lokasi penemuan.

"Saya punya alat cukur, sabun mandi anti septic, sampo sampai baju ganti ada. Ini selalu saya bawa untuk jaga-jaga kalau di jalan ketemu ODGJ atau orang terlantar kondisinya kotor, rambut gimbal, saya akan langsung mandikan kalau perlu cukur rambutnya biar rapi," ujar Yoyon.

ADVERTISEMENT

Kalau sudah bersih dan rapi, Yoyon akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Kuninga untuk penanganan selanjutnya seperti dititipkan di panti penampungan ODGJ dan lainnya. Tak jarang, jika ternyata ODGJ tersebut ternyata masih punya keluarga, maka Yoyon akan mengantarkannya pulang ke kampung halamannya.

"Kalau masih orang Kuningan biasanya tidak sulit, cukup di-share di grup Whatsapp biasanya akan ada yang mengenali kemudian merespons menunjukkan tempat tinggalnya bisa kita antar. Tapi kalau dari luar daerah, kita akan koordinasi dengan teman-teman relawan peduli ODGJ dari daerah lain untuk pemulangannya ," tutur Yoyon yang juga tergabung dalam Komunitas Peduli Ciayumajakuning.

Termasuk mengupayakan agar para ODGJ tersebut bisa mendapatkan pengobatan, Yoyon turut membantu menguruskan pembuatan e-KTP ke kantor Disdukcapil dan BPJS Kesehatan untuk mereka. "Karena sebagian besar para ODGJ tersebut berasal dari keluarga kurang mampu. Kalau sudah punya e-KTP dan BPJS, mereka bisa berobat secara gratis," ujarnya.

Yoyon pun menceritakan sejumlah pengalamannya dalam menangani ODGJ dan orang terlantar di berbagai tempat di Kabupaten Kuningan. Tak sedikit dari tindakannya menolong orang-orang termarjinalkan tersebut berakhir haru bahagia hingga sedih.

"Pernah saya dapat laporan temuan orang terlantar di pinggir Jalan Sampora perbatasan Kuningan-Cirebon, orang tua dengan kondisi sudah lemah dan sejumlah ruas jari kakinya membusuk diduga akibat penyakit diabetes yang dideritanya. Tidak diketahui identitasnya, asal dari mana, komunikasi pun sulit. Setelah dimandikan di lokasi, kemudian saya minta bantuan anggota Polsek Cilimus untuk membawa ke rumah sakit lalu koordinasi dengan Dinsos, Alhamdulillah orang tersebut bisa ditangani dan dirawat di RSUD '45. Sayang, baru tiga hari dirawat ternyata bapak tersebut tidak kuat dan akhirnya meninggal dunia," kenang Yoyon dengan mata berkaca-kaca.

Pernah juga Yoyon menangani ODGJ yang galak dan ditakuti warga sekitar tempat tinggalnya. ODGJ tersebut, kata Yoyon, selalu membawa senjata tajam seperti golok dan arit kemana-mana dan akan mengamuk jika sedang kesal atau ada yang mengganggunya. .

"Kalau sedang kumat, pohon pisang punya tetangga dia tebang. Tidak ada orang yang berani melarang karena takut jadi sasaran. Saat saya datang pun langsung diacungi arit, tapi saya ajak ngobrol, kasih rokok, ternyata dia mau nurut. Saya pinjam aritnya pun dia kasih, akhirnya setelah lunak, saya pura-pura ajak dia jalan-jalan naik mobil Satpol PP. Alhamdulillah sekarang sudah rutin berobat di RS Plumbon Cirebon," ungkap Yoyon yang sehari-hari bertugas di Bagian Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat (Tibumtranmas).

Yoyon mengaku sudah banyak ODGJ dan orang terlantar yang ditanganinya. Semua ini, kata Yoyon, dilakukannya semata-mata karena ketulusan hati ingin membantu sesama yang hidupnya kurang beruntung.

"Bagaimanapun juga mereka adalah manusia seperti kita. Hanya saja mereka tersisihkan karena kondisi kejiwaannya yang terganggu, sehingga terpisah dengan keluarga dan terlantar. Mudah-mudahan dengan yang saya lakukan ini bisa membuat kehidupan mereka menjadi lebih baik atau bahkan bisa sembuh dan hidup normal seperti orang sehat pada umumnya. Itu saja harapan saya," tutur Yoyon.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads