Meninggalnya Mama Jana, maestro musik Tarling Cirebon, meninggalkan luka yang mendalam bagi banyak orang. Khusus di mata keluarga, Mama Jana dikenal sebagai pribadi yang baik dan tekun dalam melestarikan seni Tarling Cirebon.
Sambil memegang gitar peninggalan Mama Jana, , Arif Muarif, Cucu Mama Jana menuturkan, Mama Jana memang dikenal sebagai pegiat seni tarling yang penuh semangat.
"Kalau orang Cirebon kan manggilnya Mama Jana, tapi saya dan keluarga manggil Mama Jana itu Iii. Itu orangnya punya semangat tinggi," tutur Arif, Rabu (31/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai cucu Mama Jana yang juga menekuni dunia tarling, banyak kenangan yang Arif alami bersama Mama Jana. Salah satunya, kenangan sebelum Mama Jana masuk rumah sakit. Meski sudah diingatkan, tentang kesehatannya, Mama Jana tetap melakukan pentas tarling di beberapa terakhir sebelum beliau meninggal.
"Dalam dunia seni tarling Mama Jana ini masih terus melestarikan, dari siang sampai malam sebelum masuk rumah sakit, Mama Jana itu masih melakukan pentas seni tarling, meski sudah diingatkan tapi Mama Jana tetap berangkat untuk pentas," tutur Arif.
Arif memaparkan, sebelum meninggal, ada rencana ia dan Mama Jana untuk membuat album tarling baru. "Terakhir rencana ingin buat album lagi, cuman belum sempat ketemu studio yang memadai. Jadi cuman ada rekamanya saja di rumah dengan alat seadanya," tutur Arif.
Meski begitu sebelum meninggal, tepatnya pada tahun 2022, Mama Jana sudah merilis album tarling, bernama Tanana Kubra, yang menurut Arif memiliki arti Tarling tidak pernah mati.
"Tanana Kubra, artinya Tarling tidak pernah punah, itu nama album sebelum beliau punah, itu rilis tahun 2022 yang isinya instrumen gitar dan suling, ada sekitar 10 lagu," tutur Arif.
Sebagai seorang cucu yang meneruskan tarling khas Cirebon, Mama Jana, menjadi motivasi utama Arif untuk terus melestarikan seni tarling klasik khas Cirebon.
"Intinya sih dari saya pribadi Mama Jana, menjadi motivasi dan semangat saya untuk terus mempelajari tarling, jadi motivasi saya untuk melestarikan tarling khas Cirebon," tutur Arif.
Senada dengan Arif, anak bungsu Mama Jana, Totong Firdaus mengatakan, Mama Jana memang sosok yang penuh semangat dalam melestarikan tarling.
Baca juga: Maestro Tarling Mama Jana Meninggal Dunia |
Totong mengatakan, Mama Jana sudah menekuni dunia tarling sejak umur 12 tahun. Kala itu, di tahun 1946, Mama Jana pentas pertama kali di Gedung Negara.
"Mama Jana itu pentas pertama kali di tahun 1946 di Gedung Negara dan terakhir kali pentas sebelum beliau meninggal, juga sama di Gedung Negara," tutur Totong
Mama Jana meninggal pada hari Rabu (31/7/2024) di usia 90 tahun. Meninggalkan 4 orang anak dan 9 cucu, beliau dimakamkan di Astana Gunung Sembung, Cirebon.
(dir/dir)