Kabupaten Majalengka menjadi salah satu daerah yang dicanangkan menjadi kota metropolitan baru di Jawa Barat. Namun persoalan sampah masih menjadi masalah fundamental di Majalengka.
Berdasarkan data yang dicatat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Majalengka, produksi sampah di 'Kota Angin' sudah mencapai 100 ton per hari. Bahkan untuk mengendalikan sampah di Majalengka, DLH mengaku kewalahan dengan jumlah armada yang ada.
"Armada, kami punya sebanyak 14 unit, tapi tidak semua kecamatan kita garap. Hanya wilayah kota dan bagian-bagian tertentu saja. (Ideal armada) 30," kata Kabid Pengolahan Sampah, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, DLH Majalengka Ricky F Gunawan, Selasa (16/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, DLH berjanji akan mengurangi produksi sampah dengan cara mengoptimalkan pengoperasian Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce dan Recycle (TPS 3R). Program ini bertujuan agar jumlah sampah bisa berkurang dan digunakan kembali sebagai barang daur ulang, sebelum dibuang di TPA.
"Kami sudah punya TPS 3R agar produksi sampah, khususnya yang dari rumah tangga ini bisa berkurang," ujar dia.
Ricky menyampaikan, Majalengka saat ini sudah mempunyai 13 TPS 3R. Namun fasilitas ini belum berjalan maksimal karena terkendala operasional.
"Memang sebagian TPS 3R belum berjalan maksimal, tapi keberadaan fasilitas ini cukup membantu dalam mengurangi jumlah sampah," ucapnya.
Selain TPS 3R, Bank Sampah juga menjadi salah satu upaya DLH untuk mengurangi produksi sampah di Majalengka. Untuk bank sampah, saat ini Majalengka sudah mempunyai 30 titik lokasi.
Ricky menambahkan berbagai program yang digulirkan ini bertujuan agar jumlah sampah bisa berkurang dan digunakan kembali sebagai barang daur ulang, sebelum dibuang di TPA.
"Saat ini sampah yang terpilah kebanyakan masuk ke rongsok, yang dikelola oleh komunitas. Jumlah bank sampah saat ini sudah tersebar di 30 lokasi," katanya.
Di sisi lain, DLH juga saat ini sudah menyiapkan TPA baru untuk Majalengka. Pasalnya berdasarkan estimasi, TPA Heuleut Majalengka yang memiliki luas sekitar tujuh hektare bisa menampung sampah hingga lima sampai tujuh tahun ke depan.
"Kalau kaitannya dengan persiapan sendiri sudah mulai ada wacana pembangunan TPA regional. Tapi dibangunnya bukan di Majalengka, namun di Cirebon. Informasinya kalau misalkan sumber sampahnya kemudian semakin banyak dengan timbulan sampah dari BIJB dan sebagainya, kita alihkan ke TPA Regional itu. Tapi perlu kajian mendalam, kita tidak asal langsung ke-sana-kan. Kan masih dalam pengkajian, bukan hanya pelayanan yang kita lakukan, tapi lebih kepada. Apa sih sisi positif dan negatifnya," jelas dia.
(dir/dir)