Mengenal tinyUH, Grup Musik Eksperimental Pegiat Kuliner Majalengka

Mengenal tinyUH, Grup Musik Eksperimental Pegiat Kuliner Majalengka

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Minggu, 07 Jul 2024 15:00 WIB
Penampilan grup musik tinyUH.
Penampilan grup musik tinyUH. Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar
Majalengka -

Kabupaten Majalengka tidak pernah kehabisan talenta. Para pegiat kuliner pun bisa menjadi musisi.

Seperti grup musik tinyUH, mereka berkreasi menciptakan karya musik dari alat perabotan kafe. Grup musik eksperimental itu mempunyai 4 orang personel yang berlatarbelakang pengusaha kuliner di Majalengka.

"Ada empat personel, saya sendiri Yussan Ahmad Fauzi sebagai penyeduh teh, Arman Abdurahman sebagai peracik minuman rempah, Alfi Syahrian sebagai penyeduh kopi dan Aldizar Ahmad sebagai seniman keramik," kata personel tinyUH Yussan Ahmad Fauzi saat berbincang dengan detikJabar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Grup musik ini sudah berdiri sejak 25 Maret 2023. Adapun penamaan tinyUH sendiri diambil dari bahasa Sunda, yang artinya menyeduh.

"Tinyuh artinya menyeduh minuman dalam bahasa Sunda, adapun kata tiny kalau dalam bahasa Inggris artinya mungil. Yang berarti anggotanya terdiri dari para pengusaha kecil yang tinggal di Majalengka," ujar Yussan.

ADVERTISEMENT

Para pegiat kuliner ini mulai memanifestasikan menjadi grup musik berawal dari acara presentasi dari seniman residensi di Jatiwangi art Factory (JaF). Dalam kesempatan tersebut, Aldizar Ahmad, sebagai seniman keramik JaF tengah berkolaborasi dengan seniman keramik asal Jepang bernama Gakuji Masui.

"Dalam acara tersebut masing-masing dari kami melakukan presentasi mengenai apa yang disampaikan. Alfi Syahrian (Kasungka Coffee) menjelaskan tentang kopi dan ketertarikannya terhadap penelitian kopi di wilayah Majalengka. Arman Knaci (Rempah Embassy) sebagai racikan rempah juga menghadirkan kisah rempah dan persinggungannya dalam sejarah nusantara," bebernya.

"Sedangkan saya melakukan presentasi performatif dengan memperdengarkan suara alat seduh teh. Usai acara, saya terpikir untuk mengajak Arman dan Alfi membuat grup musik yang mengolah suara dan menyeduh secara performatif," tambahnya.

Dalam penampilannya, tinyUH merekonstruksi keseluruhan suasana rasa, visual, aroma, suara, hingga proses perdagangan, berdasarkan sejarah panjang kolonialisme di Indonesia, yang bersinggungan melalui rempah-rempah, kopi, teh, dan tanah liat. Selain memainkan komposisi musik, tinyUH juga memainkan kegiatan ekonomi sebagai bagian dari pertunjukannya.

"Kami terinspirasi untuk membuat pertunjukan bagaimana prosesi penyeduhan minuman, bisa kita sadari bahwa itu adalah sebuah seni multisensoral yang dapat kita nikmati secara auditif (bunyi), visual (gerakan, video mapping). Yang selanjutnya juga sebuah bentuk seni partisipatoris, dengan menyuguhkannya kepada audiens, untuk menikmati sajian minumannya dengan indra penciuman dan perasa," jelas dia.

Sementara itu, tinyUH sendiri saat ini baru mempunyai satu album yang berisi 3 buah komposisi. Sinensis 1684, Myristica 1506, dan Arabica 1696 adalah komposisi yang baru mereka ciptakan. Komposisi-komposisi musik yang diciptakannya itu masih berkaitan dengan latarbelakang para personel.

"Sinensis itu jenis teh, salah satu jenis pohon teh. Pesannya lebih kayak keterkaitan antara teh dan perilaku meditatif, menenangkan, kalem kayak gitu. Yang kedua Myristica, Myristica itu menjadi salah satu nama dari pala, yang bahasa latinnya itu rempah-rempah. Yang ketiga, Arabica, nama dari jenis kopi gitu lah," kata Yussan.

Yussan menyampaikan, ketiga lagu tersebut hanya sekadar instrumental. Akan tetapi lagunya itu, bisa direspons dengan nyanyian, puisi hingga gerak tubuh.

"Cuma musik aja, nah kalau ada yang merespons dengan nyanyian, direspons dengan gerak, atau dengan baca puisi atau apapun itu memang membuka kemungkinan itu untuk berkolaborasi. Di beberapa tempat, kami juga main selalu berkolaborasi, misal di sana ada seniman gerak ya dikolaborasikan," ucapnya.

Disinggung saat ini sudah tampil di mana saja, Yussan menyampaikan, tinyUH baru melalang buana di seputaran bumi Nusantara. Akan tetapi, dalam waktu dekat grup musiknya itu akan datang di acara residensi yang digelar di Karlshure, Jerman.

"Kalau perform masih dalam negeri, kayak Jakarta, Bandung, Semarang. Eventnya macam-macam ada yang festival perfomance art, ada yang event musik, event bazzar, ada yang event rapat pun kita pernah tampil. Tapi sebagian dari kami juga ada rencana mau ke Jerman, tanggal 5-21 September 2024. Untuk melakukan program residensi seni di Karlshure, pungkasnya.

(sud/sud)


Hide Ads