Lega Petani Indramayu, Sungai Saradan Mulai Dinormalisasi

Lega Petani Indramayu, Sungai Saradan Mulai Dinormalisasi

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Kamis, 04 Jul 2024 19:00 WIB
Normalisasi Sungai Saradan di Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu
Normalisasi Sungai Saradan di Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu. (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu -

Saluran irigasi jadi salah satu penopang bagi para petani untuk mengelola pertanian. Normalisasi atau pengerukan sedimentasi sungai bisa menjadi penyumbang kelancaran pengairan di persawahan.

Sungai Saradan misalnya, salah satu saluran yang melintas di tengah persawahan Desa Pegagan, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu itu sedang dilakukan normalisasi. Terlihat empat unit ekskavator atau backhoe dikerahkan menguras sedimentasi sungai tersebut.

Pengerjaan itu sedikit membuat lega para petani yang mengelola di sekitar Sungai Saradan. Sebab, petani harus menunggu sekitar 40 tahun lebih untuk bisa melihat saluran kembali normal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terakhir itu tahun sekitar 1983 atau 1982 lah," kata Petani di Desa Pegagan, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, H. Atim (65) saat ditemui detikJabar, Kamis (4/7/2024).

Diceritakan H. Atim, air dari Sungai Saradan itu acapkali limpas ke persawahan saat musim hujan tiba. Bahkan, banjir besar sempat terjadi hingga merendam permukiman warga.

ADVERTISEMENT

"Banjiran bae sampai ke desa, gak ada daratan. Pas pergantian kuwu itu di kuras. Maksudnya waktu nggak di kuras-kuras tuh limpas, ya padi mah hancur," jelasnya.

Terbukti kata H. Atim, banyak semak belukar di sekitar bantaran sungai Saradan tersebut. "Makanya tuh lihat, banyak riatan atau tumbuh-tumbuhan," ujar dia saat menunggu mesin pompa air.

Di sisi lain, ketika masuk musim kemarau, para petani tetap kesulitan mendapatkan pasokan air untuk persawahannya. Meski, ada air yang mengalir di Sungai tersebut, namun tidak bisa mengalir ke sawah.

Bahkan, selain karena minim air, maraknya serangan hama tikus pun menyebabkan petani gagal tanam. Terutama persawahan di sekitar Blok Darim.

"Kalau kemarau malah kekeringan tidak ada air. Sekitar lima tahun belakangan tuh sering gagal pas kemarau," ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung Dwi Agus Kuncoro tidak menyebutkan spesifik terkahir dilakukannya normalisasi untuk Sungai Saradan yang berada di Kecamatan Losarang tersebut. Namun, ia tidak menampik banyak saluran di wilayah kerjanya yang belum tersentuh normalisasi.

"Itu tidak tahu pasti. Tapi dimungkinkan ada juga yang lebih 12 tahun belum di normalisasi," kata Dwi Agus Kuncoro dihubungi detikJabar.

Normalnya kata Dwi, pengerjaan normalisasi sungai itu dilakukan setiap 5 tahun sekali. Lantaran minimnya SDM hingga akses di sekitar Sungai menjadi kendala saat mengerjakan normalisasi.

"Idealnya itu 5 tahun sekali. Banyak aspirasi masyarakat yang mengeluhkan saluran dangkal. Tapi kami terkendala SDM karena wilayah kami sampai Brebes. Kadang juga akses masuk ke lokasi (sungai) sulit," jelasnya.




(dir/dir)


Hide Ads