Berkat Sorgum, Desa di Cirebon Ini Sulap Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Berkat Sorgum, Desa di Cirebon Ini Sulap Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Devteo Mahardika - detikJabar
Kamis, 30 Mei 2024 16:30 WIB
Tanaman sorgum bioguma di Desa Beber, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon
Tanaman sorgum bioguma di Desa Beber, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon. Foto: Devteo Mahardika/detikJabar
Cirebon -

Pemerintah Desa Beber, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon, berasama masyarakat berhasil mengembangkan tanaman sorgum bioguma. Kini, masyarakat Beber bertumpu pada tanaman sorgum bioguma sebagai pendapatan utama.

Kepala Desa Beber Momon mengatakan mulanya ia bersama 10 petani mencoba memanfaatkan lahan yang tidak produktif untuk ditanami tanaman tersebut. Lahan tidak produktif tersebut merupakan tanah bengkok atau tanah kas Desa Beber seluas 2 hektare.

"Kami coba tanami dengan sorgum bioguma karena tanaman itu cocok di suhu yang panas. Awalnya kita coba-coba di lahan dua haktare," ucapnya, Kamis (30/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengaku, selama proses penanaman tidak menemukan kesulitan yang berarti. Pasalnya, selain tidak membutuhkan banyak air, penanaman sorgum bioguma cukup satu kali namun bisa dipanen selama tiga kali dalam setahun.

Setelah panen pertama, hanya dibutuhkan waktu selama tiga bulan untuk bisa panen kedua. Begitupun untuk panen ketiga, dibutuhkan waktu yang sama. "Karena Sorgum terus tumbuh, setelah satu tahun baru ditanam ulang," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Momon menyampaikan, luas lahan 2 hektare yang ditamani sorgum bioguma tersebut dapat menghasilkan gabah sorgum bioguma sebanyak 10 hingga 16 ton untuk sekali panen. Gabah kering sorgum bioguma tersebut kemudian dijual ke PT Tambiaku Bekasi melalui Korporasi Sorgum Silihwangi Cirebon dengan harga Rp 5.000 per kilogram.

"Kalau pohon sorgumnya dijual ke CV PLUR Beber, itu untuk pembuatan pakan ternak sapi dan kambing," ucapnya.

Ia menjelaskan, Desa Beber menjadi satu-satunya desa yang berhasil mengembangkan tanaman sorgum bioguma dan menjadi pilot project di wilayah Kabupaten Cirebon. Nantinya, tanaman sorgum bioguma akan disebarluaskan ke daerah lain di Kabupaten Cirebon.

"Jadi ini merupakan pilot project tanaman sorgum bioguma, kita juga dibantu oleh Dinas Pertanian dalam pengembangannya," tuturnya.

Selanjutnya ia berharap, ada pabrik pengolahannya sendiri di Kabupaten Cirebon. Karena dengan memiliki pabrik sendiri, penjualan lebih mudah dan harganya juga bisa lebih tinggi. Selain itu, manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Cirebon.

"Pengennya ada pabrik pengolahan sorgum ini di Cirebon, supaya bisa meningkatkan harga," ucapnya.

Di tempat terpisah, Camat Beber Kabupaten Cirebon Jois Putra mengapresiasi masyaraat dan Pemdes Beber yang telah memanfaatkan lahan tidak produktif menjadi produktif. Pasalnya sebagian lahan di Desa Beber memang tidak produktif. Namun di tangan pemerintah desa, lahan tidak produktif itu dapat menghasilkan gabah sorgum bioguma.

"Lahan tersebut kini sudah bisa produktif lagi, ini bisa sangat bermanfaat sekali untuk ketahanan pangan," paparnya.

Ia pun meminta kepada para kepala desa lainnya di Kecamatan Beber agar bisa memanfaatkan tanah tidak produktif menjadi produktif. "Saya mengimbau semua kuwu (kepala desa) di Kecamatan Beber agar bisa memanfaatkan lahan tidak produktif menjadi produktif seperti yang dilakukan oleh Desa Beber," tuturnya.

Sekadar informasi, sorgum bioguma merupakan bahan pangan yang termasuk dalam golongan tanaman gandum, jagung, padi, dan kedelai. Keunggulan tanaman sorgum bioguma juga banyak ditanam di daerah bersuhu panas sehingga sangat cocok untuk iklim di Kabupaten Cirebon.

(sud/sud)


Hide Ads