Tak hanya dikenal sebagai Kota Mangga, Kabupaten Indramayu juga memiliki ragam kesenian tradisional yang kini masih dilestarikan. Mulai dari tari topeng, tari rudat, dan tari lainnya termasuk tari serimpi.
Tari serimpi merupakan satu kesenian yang masih dilestarikan di Kabupaten Indramayu. Tarian khas yang biasanya untuk pembuka atau gagalan itu masih banyak diminati.
Dea Ananda misalnya, gadis 14 tahun asal Desa Pangkalan, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu terlihat cukup piawai menari serimpi di satu momen. Dengan kostum khasnya, Dea menggerakkan tangan dan tubuhnya sesuai irama iringan musik tradisional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya, gadis yang duduk di bangku kelas satu SMPN 1 Losarang itu sering melihat penampilan sejumlah tarian. Dari situlah, kecintaan Dea terhadap kesenian tradisional mulai tumbuh.
"Pas masih kelas 3 SD, itu senang lihat tarian serimpi. Karena unik gerakan sama kostumnya. Terutama gerakan pas pakai topeng tuh," kata Dea kepada detikJabar, Rabu (24/4/2024).
Keinginan Dea bisa menari serimpi mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya. Hingga ia memutuskan berlatih di Sanggar Sapda Palon. Tidak hanya itu, anak kedua dari pasangan Uus Kusnendi dan Murahati itu berlatih tarian topeng di sanggar seni sang penari topeng legendaris Mimi Rasinah.
Ketika itu, Dea mengaku sering kesulitan untuk mengikuti gerakan tarian. Namun bagi Dea, semangat yang tinggi bisa mendorongnya menjadi penari serimpi.
"Lumayan sulit sih, tapi harus tetap semangat," ujarnya.
Hasil berlatih selama 3 tahun belakangan mulai di rasakan Dea. Ia sering tampil di berbagai event yang ada di Kabupaten Indramayu. Bahkan, ia menunjukkan tarian serimpi Indramayu itu di sejumlah daerah, mulai dari Cirebon, Tangerang dan Jakarta.
Dari situ, Dea mengaku bersyukur bisa membantu ekonomi keluarga. Ya, upah atau saweran yang ia dapat saat tampil itu biasanya diserahkan kepada orang tua.
"Ya Alhamdulillah, kalau dapat uang ya diserahkan ke orang tua," katanya.
Bukan seputar cuan. Dea justru menyimpan harapan besar terhadap tarian serimpi Indramayu. Giatnya berlatih untuk menjadikannya berkembang dan piawai dalam menari. Bahkan, ia berharap tarian itu semakin membumi di Bumi Wiralodra hingga mendunia.
"Selain pengen tampil di luar negeri (Jepang), pengennya sih bisa berkembang di daerah-daerah gitu," ungkapnya.
Kepiawaian Dea menari serimpi tidak lah instan. Proses panjang dan dukungan orang tua turut menyertai penari cilik tari serimpi tersebut.
Bukan kebetulan, orang tuanya yang juga menyukai kesenian khas Indramayu mengaku bersyukur ketika anaknya berminat di kesenian. Sehingga tak jarang, Uus Kusnendi (38) turut melatih Dea saat berada di rumah.
Bahkan, ia yang hanya buruh tani berusaha memberikan terbaik kepada putrinya. Ia mengeluarkan modal belasan juta rupiah untuk kebutuhan kostum dan latihan putri pertamanya itu.
Jadi saya dukung penuh kemauan Dea, selain saya juga suka seni, pas anak bisa jadi bersyukur dan dukung penuh," kata Ayah Dea, Uus Kusnendi.
Meski cukup konsen di seni tari. Namun, Uus sang Ayah melihat prestasi akademik anaknya pun cukup baik. Nilai setiap mata pelajaran di sekolah mencapai angka di atas rata-rata.
Di sisi lainnya, Dea kini banyak menuai prestasi dari seni tari serimpi nya itu. "Pernah juara 1 tingkat kota madya sekitar tahun 2022 di Cirebon. Tahun 2023 juara 1 Provinsi Jawa Barat tari topeng juga. Nasional tahun 2023 akhir dapat predikat terbaik pas di TMII," ujarnya.
Bukan mustahil, kata Uus harapan Dea yang ingin menari serimpi di Negeri Matahari Terbit itu bisa terwujud. Terlebih jika mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak.
"Kalau memang ada rezeki untuk ke sana (jepang) saya dukung. Apalagi kalau dapat dukungan dari pemerintah setempat saya support," ungkap Uus mendukung harapan putrinya.
(sud/sud)