Hari Raya Idul Fitri selalu identik dengan hidangan khas seperti ketupat dengan opor ayam, sambal goreng ati dan rendang. Sedangkan di meja tamu, biasanya tersaji cemilan ringan atau jaburan untuk menjamu para tetangga dan saudara yang datang saat bersilaturahmi.
Di Kabupaten Kuningan, ada beberapa jaburan khas Lebaran jadul yang ternyata masih bertahan hingga sekarang. Di antaranya papais monyong, kue satu, Gemet dan Kwecang.
Meski diakui, keberadaan cemilan jadul ini dianggap kuno dan peminatnya pun sebagian besar adalah para orang tua, namun ternyata makanan jadul ini mempunyai cita rasa unik yang akan membuat penikmatnya seketika diajak bernostalgia mengenang kebahagiaan Lebaran di masa kecil dulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keberadaan cemilan jadul ini pun terbilang jarang dan sulit di dapat. Karena tak banyak orang yang bisa membuatnya karena proses pembuatannya yang masih tradisional dan bahan-bahan pendukung yang sulit didapat. Contohnya kwecang yang harus dibungkus daun bambu atau leupeut yang dibungkus daun kelapa muda.
Penasaran jaburan legendaris yang selalu hadir saat Lebaran di Kuningan. Berikut tujuh hidangan jadul khas Kuningan yang masih eksis dan banyak diburu pecinta kuliner.
1. Papais Monyong
Kue basah ini berbahan dasar tepung ketan yang dikukus dengan isian kacang hijau atau enten alias kelapa parut manis gula merah. Diberi nama papais monyong, karena makanan ini dibungkus daun pisang berbentuk limas lancip ke atas.
Mempunyai cita rasa manis legit, papais monyong sangat cocok dihidangkan bersama kopi pahit atau teh tubruk panas.
2. Kue Satu
Meski namanya Kue Satu, namun sekali kita mencoba cemilan ini dijamin tidak akan puas dengan cukup satu butir saja. Kue kering ini berbahan dasar kacang hijau kupas yang digiling halus dengan cita rasa manis yang tidak terlalu legit.
![]() |
Sepintas mirip kue sagon, namun Kue Satu mempunyai tekstur yang lembut dan kering.
Tak banyak yang bisa membuat kue jadul yang satu ini karena proses pembuatannya yang rumit dan butuh keahlian khusus. Oleh karenanya, untuk mendapatkan kue ini terbilang susah-susah gampang karena jarang ditemukan di toko kue ataupun toko oleh-oleh melainkan kita harus memesan ke pembuatnya sejak jauh-jauh hari.
3. Ronge-ronge
Di daerah lain mengenal cemilan ini dengan sebutan rempeyek. Ronge-ronge pun merupakan cemilan yang terbuat dari adonan tepung beras yang digoreng tipis seperti keripik dengan toping taburan kacang tanah, kacang hijau, rebon atau polosan saja.
Mempunyai cita rasa asin gurih, Ronge-ronge menjadi cemilan yang wajib ada saat lebaran. Bisa dinikmati sebagai teman ngopi, Ronge-ronge juga kerap disandingkan sebagai pelengkap saat makan bakso atau lontong.
4. Gemet
Cemilan unik khas Kuningan lainnya adalah Gemet. Sepintas orang akan menyebut cemilan ini dengan nama Comro alias oncom di jero. Bedanya, Gemet merupakan singkatan dari Dage Saemet yang artinya dage secuil.
Berbeda dengan Comro, cemilan Gemet biasanya berukuran kecil saja. Seukuran jempol orang dewasa lah. Berbahan dasar singkong parut dengan isian sambal dage atau oncom kemudian digoreng hingga kuning keemasan.
5. Kwecang
Kwecang adalah cemilan khas Kuningan yang terbuat dari beras ketan yang dibungkus daun bambu dengan cita rasa gurih tawar. Teksturnya kenyal seperti ketupat, sangat cocok dimakan dengan ditemani makanan ringan seperti ronge-ronge, gemblong atau gorengan lainnya.
![]() |
Tak jarang, orang menikmati Kwecang ini bersama sayur kuah kuning atau opor ayam layaknya lontong atau ketupat.
6.Leupeut
Serupa dengan Kwecang, cemilan Leupeut juga terbuat dari beras ketan yang direbus. Bedanya, Leupeut dibungkus menggunakan daun kelapa dan mempunyai cita rasa gurih karena dalam proses pembuatannya ada tambahan santan kelapa dengan selipan beberapa butir kacang tanah di dalamnya.
7. Kue Cucur
![]() |
Cemilan ini masih sering kita jumpai di pasar tradisional bersama jajanan apem, serabi dan lainnya. Terbuat dari tepung beras dan gula merah yang digoreng, Kue Cucur mempunyai cita rasa manis dan akan terasa lumer saat di kunyah.
(dir/dir)