Ramainya lalu lintas jalur Pantura Indramayu menyulitkan warga sekitar untuk menyeberang jalan. Namun, di Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, warga berinisiatif membuka tempat penyeberangan di kolong jembatan.
Hilir mudik sepeda motor di bawah Jembatan Maja Desa Larangan, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu nyaris tidak terputus. Terlebih pada saat pagi dan sore hari, banyak warga yang menyeberangi jalan Pantura dari bawah kolong jembatan.
Hampir setiap tahun, penyeberangan alternatif ini dibuat menjelang hari raya terutama saat volume kendaraan di Pantura semakin meningkat. Hal itu selain mengurangi resiko kecelakaan juga lebih mempersingkat jarak tempuh warga sekitar yang hendak menyeberang jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah lama ya sekitar 5 tahunan lah. Awalnya sih cuma nolong orang yang lewat karena kalau mutar kan jauh," kata salah seorang Pengelola Penyebrangan Kolong Jembatan, Danuri (53) saat ditemui detikJabar, Minggu (7/4/2024).
Diceritakan Danuri, rutinitas tahunan ini dimulai sejak H-7 Lebaran. Sejumlah warga turut bergotong royong membersihkan bagian sungai untuk dijadikan akses penyebrangan.
Secara swadaya, mereka bahu membahu membuat jalur di bawah kolong jembatan dengan memakai anyaman bambu (getek). Untuk kenyamanan penyeberang, pengelola sengaja menambah ketinggian penyeberangan agar pengguna jasa tidak menyentuh jembatan saat melintas. Sedikitnya, warga membutuhkan biaya Rp10 juta untuk membangun penyeberangan tersebut.
"Ini mulai hari Jumat. Kebanyakan dari warga sekitar saja yang menyeberang," katanya.
Sebagai bentuk apresiasi, para penyeberang mayoritas sudah menyiapkan recehan Rp2 ribu untuk diberikan kepada pengelola. Sebab dengan adanya tempat ini, mereka bisa lebih mudah menyeberang jalan Pantura yang sedang ramai dilintasi kendaraan pemudik.
Setiap harinya, pengelola akan berjaga secara bergantian. Dari 5 tim yang ada, mereka biasanya terdiri dari 15 sampai 20 orang yang bertugas di sekitar kolong jembatan. Mulai dari dari mendorong sepeda motor, bahkan membawakan sepeda motor penyeberang.
"Iya tidak menentu ya penghasilannya. Ya rata-rata Rp700 ribu lah dalam sehari. Nanti di potong buat modal awal," jelasnya.
Bagi warga sekitar, penyeberangan ini sangat membantu melancarkan aktivitasnya sehari-hari. Apalagi di musim mudik seperti ini, mereka bisa lebih mudah menyeberangi jalur Pantura yang sedang ramai kendaraan.
"Iya enak, cuma Rp2 ribu bisa lebih cepat. Kalau muter di Slaur dan Kiajaran kan jauh bisa 3 kilometer jaraknya," kata Slamet penyeberang kolong jembatan.
(dir/dir)