Sejarah Kolam Renang Sang Raja, Hiburannya Para Menak Majalengka

Sejarah Kolam Renang Sang Raja, Hiburannya Para Menak Majalengka

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Senin, 11 Mar 2024 15:00 WIB
Kolam Sang Raja Majalengka
Kolam Renang Sang Raja (Foto: Istimewa/Dok Grumala)
Majalengka -

Kolam renang sang raja yang berada di Kelurahan/Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, telah berdiri pada 1819. Kolam yang disebut-sebut tempat pemandian pertama dan tertua di Majalengka itu dibangun pada zaman kerajaan.

Ketua Grumala (Group Madjalengka Baheula) sekaligus penikmat sejarah Majalengka, Nana Rohmana atau yang akrab disapa Naro mengatakan, tempat yang kini dikenal kolam sang raja itu awalannya bernama Tamansari. Wisata ini merupakan tempat hiburan keluarga Tumenggung Natakaria.

"Kolam renang sang raja itu kalau yang saya tahu sejak zaman ketumenggungan atau sejak Tumenggung Natakaria, jadi sudah ada sejak tahun 1800an. Cuman dulu mah namanya tuh Tamansari. Itu tuh sebagai tempat hiburan menak-menak raja zaman dulu. Kalau tepatnya sudah ada sejak 1819," kata Naro saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kolam ini dibuat oleh putra Tumenggung Natakaria, yakni Demang Santana Sastra Permana atau Mbah Dalem Aji Luhung. Dia membangun tempat tersebut kurang lebih selama 9 tahun.

"Dibangun oleh beliau dinamakan Tamansari sekitar tahun 1810-1819. Beliau ingin membangun tempat hiburan bagi keluarga dalem kalau dulu mah, atau bisa disebut turunan raja di Sindangkasih," ujar Naro.

ADVERTISEMENT

Seiring berjalannya waktu hingga sistem pemerintahan tak lagi memakai kerajaan, kolam tersebut masih berdiri kokoh. Hampir seabad sejak tempat tersebut berdiri, nama Tamansari diubah menjadi Sang Raja.

Diubahnya nama Tamansari menjadi Sang Raja, dimaksud untuk mengabadikan histori lokasi tersebut merupakan tempat bermainnya para keturunan raja zaman dulu. Perubahan nama itu juga bersamaan dengan revitalisasi kolam tersebut.

"Kemudian di tahun 1912 itu direhab oleh Bupati ke-7 Majalengka RAA Sasrabahu. Pada saat itu dibikin prasasti. Nama Tamansari nya juga diganti dengan nama Sang Raja. Itu tuh udah mulai pemerintah kolonial Belanda," kata Naro.

"Dulu mah di prasasti itu juga kata Aki Eme ada tulisannya bahasa Belanda, terus ada tulisan sang raja. Cuma sayang nggak ada sekarang mah karena dibuatnya cat zaman dulu jadi sudah tidak ada," sambungnya.

Adapun prasasti yang dibangun RAA Sasrabahu itu berbentuk tugu. Pondasi tersebut juga terdapat beberapa tanda yang menunjukkan waktu prasasti tersebut pertama kali dibangun.

"Kemudian di dalam prasasti tersebut kalau kita lihat mah ada titimangsa. Ada berbentuk tugu beberapa biji, kemudian ada bulatan-bulatan beberapa biji. Itu melambangkan tanggal, bulan dan tahun. Kalau tahun ada di prasastinya 1912, cuma udah hilang tulisannya," jelas dia.

Tak hanya di era kepemimpinan RAA Sasrabahu, Bupati ke-8 Majalengka Raden Mas Aria Adipati (R.M.A.A) Suriatanudibrata juga merenovasi tempat tersebut. Bahkan peresmian kolam tersebut juga dimuat di berbagai media, seperti Koran Batavia, Majalah Pandangan Umum Hindia Belanda, dan lainnya.

"Kemudian tahun 1922 (direnovasi), pada zaman Bupati Majalengka ke-8 Raden Mas Aria Adipati Suriatanudibrata. Dalam pemberitaan berita Belanda juga disebutkan di situ peresmian kolam sang raja tahun 1927. Pada saat itu dihadiri juga para tamu dari luar Majalengka ada dari Indramayu, Kuningan, Belanda juga. Saat peresmian juga ada penampilan kesenian tradisional," tutur Naro.

"Menurut keterangan juga tamu-tamu yang datang tuh membawa (bibit) pohon untuk ditanamkan di sana. Sampai saat ini pohon tersebut masih ada, udah hampir 100 tahunan berarti. Nah menurut keterangan itu dibawa oleh tamu-tamu yang datang dari luar Majalengka sebagai cendramata," tambahnya.

Kolam sang raja awalnya tidak dibuka untuk umum. Hanya keturunan-keturunan raja Tumenggung Natakaria yang bisa menginjakkan kaki di tempat tersebut. Namun sejak kemerdekaan, kata Naro, kolam sang raja bisa dinikmati masyarakat umum.

"Dulu mah kalau orang biasa tidak bisa sembarangan main di situ. Menjadi tempat rekreasi itu sejak kemerdekaan. Diubah jadi untuk umum, bisa masuk dengan membayar," ucap dia.

Sementara itu, kondisi kolam tersebut terlihat kumuh seperti terbengkalai. Sangat disayangkan kolam renang sejuta kenangan warga Majalengka ini jika tidak direvitalisasi kembali.

Kolam sang raja penuhnya milik Pemkab Majalengka. Kolam renang ini pernah berjaya di tahun 80-an hingga 90-an. Kolam ini mulai ditinggalkan pengunjung sekitar tahun 2010, bermunculannya kolam renang modern dan tidak ada inovasi baru menjadi penyebab kolam renang sang raja ditinggalkan pengunjung.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads