Suasana duka menyelimuti keluarga Maesaroh di Desa Tenajar Kidul, Kecamatan Kertasmaya, Kabupaten Indramayu, Selasa (5/3/2024). Tetangga dan kerabat datang bertakziah di depan rumah tempat meninggalnya Maesaroh.
Keluarga tidak menyangka, Maesaroh meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan. Pasalnya, sebelum ditemukan tergeletak di lantai dapur, korban masih beraktivitas seperti biasanya.
"Saya tidak ada curiga apa-apa soalnya pagi saya pergi ke sawah. Jam 08.00 WIB saya lihat pas pergi ke sawah tuh masih buka tuh (toko). Masih sehat malahan masih jalan-jalan di depan pintu ini (depan rumah TKP)," kata Kakak Ipar Korban, Sanuki (56) saat ditemui detikJabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pada siang harinya kondisi rumah korban terlihat sepi. Bahkan, korban tidak memberikan jawaban apapun saat dipanggil dari luar rumah.
Karena penasaran, keluarga mencoba memanggil dari belakang rumah. Keluarga pun terkejut setelah melihat kondisi korban sudah tidak bernyawa.
Sanuki mengaku, tidak mengetahui pasti luka yang dialami korban. Namun, menurut informasi yang diterimanya, korban mengalami luka di bagian belakang kepala dan gigi rontok.
"Ditemukan itu jam dua siang. Posisi nya terlentang. Saya nggak sempat lihat (luka) menurut informasi katanya di bagian belakang kepala sama gigi rontok," ungkapnya.
Tak hanya itu, sejumlah barang milik korban seperti handphone, uang tunai hingga server (DVR) CCTV telah raib. Bahkan, sambungan kabel untuk komputer dan CCTV terlihat acak-acakan.
Pihak keluarga berharap, polisi dapat segera menangkap pelaku yang tega membunuh adiknya. "Kalau saya sih harapannya ya pelakunya cepat ketangkap lah dihukum setimpal," harapnya.
Sosok Maesaroh di Mata Keluarga
Kepergian Maesaroh menyisakan duka mendalam bagi keluarga. Terutama kedua kakak kandungnya.
Dimata keluarga, korban Maesaroh sang adik bungsu itu dinilai orang yang mandiri. Korban sejak muda rajin bekerja. Hingga pada dua tahun sebelumnya korban nekat membuka toko dan menjadi agen Brilink di rumahnya.
"Kalau usaha agen BRILink sudah dua tahun sekarang," kata Kakak Ipar, Sanuki.
Di rumah itu, korban memang tinggal seorang diri. Terlebih ketika kakaknya pindah rumah dan kedua orang tuanya meninggal dunia sekitar sebelas tahun silam.
"Kalau tinggal sendiri sih dari tahun 2013an lah, tadinya sama almarhum orang tua," ucapnya.
Semasa hidupnya, Maesaroh memang dikenal sedikit ceplas-ceplos. Namun, Sanuki menegaskan bahwa adik iparnya sikap itu tidak mengurangi sifat baiknya.
Sikap dermawan Maesaroh terutama kepada para keponakannya tak pernah terlupakan. "Ya orangnya ceplas-ceplos tapi aslinya baik. Kalau ada rezeki lebih sering ngasih hadiah kayak mukenah atau lainnya kepada keponakan," katanya.
Namun, peristiwa itu kini hanyalah sebuah kenangan. Selepas dilakukan autopsi oleh petugas, jenazah korban dikebumikan sekitar pukul 10.00 WIB di tempat pemakaman umum desa setempat.
(mso/mso)