Modal Rp 3 Juta, Bisnis Busana Muslim Tatiek Tembus Pasar Nasional

Modal Rp 3 Juta, Bisnis Busana Muslim Tatiek Tembus Pasar Nasional

Devteo Mahardika - detikJabar
Selasa, 27 Feb 2024 18:00 WIB
Tatiek Rifqiyati pengusaha busana muslim asal Cirebon
Tatiek Rifqiyati (40) (Foto: Devteo Mahardika/detikJabar)
Bandung -

Seorang wanita asal Cirebon menciptakan berbagai macam produk fesyen busana muslim yang kini telah berhasil menembus pasar nasional dengan langkah awal usaha yang terbatas.

Dia adalah Tatiek Rifqiyati (40) seorang ibu dari 5 orang anak yang telah berhasil menciptakan ratusan busana muslim yang didesain sendiri olehnya.

Ia menceritakan, awal mula tercetusnya ide untuk membuat desain busana muslim dari hobi menggambar yang sudah menjadi bakat alaminya sejak kecil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kan dari kecil emang suka menggambar, saya iseng-iseng gambar desain busana muslim. Eh enggak taunya busana muslim yang saya buat disukai sama orang-orang," kata dia kepada detikJabar, Selasa (27/2/2024).

Usaha yang ditekuninya saat ini bermula pada tahun 2019 yang lalu dengan modal yang terbatas. Ia memproduksi hijab dengan design yang ia ciptakan sendiri.

ADVERTISEMENT

"Jadi di tahun 2019 saya cuma punya modal Rp 3 juta, dari modal itu saya bisa bikin 15 hijab design sendiri dan buat beli alat mesin jahit," ujarnya.

Tatiek Rifqiyati pengusaha busana muslim asal CirebonTatiek Rifqiyati pengusaha busana muslim asal Cirebon Foto: Devteo Mahardika/detikJabar

Memilih untuk membuat hijab karena ia melihat ada peluang karena minimnya desainer yang mengedepankan wastra Cirebon.

"Jadi waktu itu saya melihat jarang banget desainer yang mengedepankan wastra Cirebon seperti batik. Akhirnya saya mencoba untuk menjahit sendiri untuk memulai usaha dengan karya hijab bermotif wastra batik," bebernya.

Dari 15 karya hijab yang ia produksi di tahun 2019 ternyata mendapatkan atensi yang luar biasa dari kalangan teman-temannya.

"Awal saya menjual hijab karya saya Rp225.000 dan tidak menyangka dari 15 hijab yang awal saya produksi langsung habis sama kalangan teman-teman," ungkapnya.

Dapatkan antusiasme dari kalangan teman-temannya, akhirnya ia memberanikan diri untuk memproduksi lebih banyak lagi jumlah hijab dengan desain yang berbeda-beda.

"Awalnya dijual ke temen-temen dan ternyata mereka repeat order, akhirnya saya perbanyak lagi produksi hijab dengan mengedepankan desain yang menarik dan kontrol kualitas yang saya perketat," ucapnya.

Setelah satu tahun berlalu, akhirnya pada tahun 2020 ia mulai memberanikan diri membuka lapangan pekerjaan dengan merekrut lulusan SMK sebagai bentuk pemberdayaan.

"Awal saya punya karyawan itu di tahun 2020 dimana saya merekrut dari lulusan SMK, karena saat itu saya udah ngerasa kewalahan karena banyaknya pesanan," jelasnya.

Di saat itulah akhirnya ia memberikan diri untuk menyematkan brand pada hijab yang diproduksinya dengan nama RIU.ID.

RIU.ID itu memiliki filosofi dan menjadi harapan yang baik untuk usaha yang menjadi tumpuan utama dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya saat ini.

"Kan logonya itu siluet wanita bermahkota menggambarkan sosok wanita indepeden yang berkelas, sesuai dengan segmen pasar dari RIU.ID, segmen ini menyukai desain-desaib yang simpel, elegan, namun mewah dan berkelas, sesuai dengan tagline RIU.ID simple elegant classy," tegasnya.

Ia mengaku, usahanya berkembang pesat pada saat kondisi pandemi COVID-19 dan mampu mendapatkan omzet sebesar 200 persen. Pasalnya, selain karyanya dibeli oleh kalangan teman-temannya. Ia juga menjual hijab melalui sejumlah platform penjualan online.

"Jadi pas pandemi tuh usaha saya pesat meningkat, soalnya produk hijab saya pasarkan di beberapa platform penjualan online," terangnya.

Di saat itulah tepatnya pada tahun 2021, ia mulai merambah ke produksi busana muslim pria maupun wanita karena adanya permintaan dari konsumen tetapnya.

"Tahun 2021 saat pandemi juga akhirnya saya bikin busana muslim untuk perempuan dan laki-laki. Di waktu yang sama juga saya produksi mukena tanpa menghilangkan wastra Cirebon sebagai kekuatan produk saya," paparnya.

Sejak awal berdiri hingga saat ini, ia bercerita selalu konsisten menyasar pasar menengah ke bawah dengan tetap menjaga kualitas produk busana muslim yang diproduksinya.

"Strategi saya untuk busana muslim ini dengan cara memelihara pembeli loyal," bebernya.

Tatiek Rifqiyati pengusaha busana muslim asal CirebonTatiek Rifqiyati pengusaha busana muslim asal Cirebon Foto: Devteo Mahardika/detikJabar

Sampai akhirnya, kini busana muslim karyanya bisa bersaing dengan produk-produk busana muslim ternama. Hal itu ditandai dengan banyaknya jumlah busana muslim yang di produksinya dalam kurun waktu satu bulan. Maka untuk memenuhi permintaan pasar, akhirnya kini ia dibantu oleh 12 orang karyawan dan sebagian besar dari mereka merupakan lulusan SMK.

"Alhamdulillah produk saya bisa bersaing sama produk busana muslim ternama. Saat ini dalam waktu sebulan mampu memproduksi 500 pcs pakaian busana muslim yang dipesan dari berbagai daerah di Indonesia. Soalnya saya juga dibantu sama 12 orang pekerja dan mayoritas dari mereka lulusan SMK," kata dia.

Tidak jarang juga, sejumlah artis dan pejabat kerap kali membeli produk busana muslim karya ibu dari 5 orang anak ini sebagai penunjang penampilan dala aktivitas keseharian mereka.

"Sejumlah kalangan artis dan kalangan pejabat sering memesan pakaian hasil karya design saya dan itu jadi kebanggan buat saya sendiri," ucapnya.

Selain mengedepankan wastra Cirebon, ciri khas lainnya dari produk miliknya karena setiap busana muslim memiliki ornamen payet dan aksesoris lainnya yang menjadikan produknya mendapatkan hati dari konsumen setianya.

"Mungkin selain motif wastra Cirebon, penguat dari produk saya karena ada ornamen payet dan aksesoris lainnya," terangnya.

Secara harga, ia menjelaskan untuk hijab dibanderol mulai dari Rp300.000 - Rp400.000 sedangkan busana muslim mulai dari Rp300.000 - Rp2.500.000.

"Alhamdulillah dari modal Rp3 juta awal, sekarang omzet sebulan bisa mencapai Rp500 juta," jelasnya.

Akhirnya ia pun berbagai tips dan pesan bagi kelompok perempuan untuk bisa berkarya meskipun dengan modal yang terbatas. Dengan ketekunan dan keuletan, impian itu akan tercapai. Kemudian ia metik beratkan bagi setiap pelaku usaha untuk bisa menjaga kualitas serta terus berupaya memberikan nuansa baru agar terhindar dari kejenuhan konsumen.

"Saya dari awal yakin tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mau berusaha. Sejak awal juga sampai sekarang saya sudah mengeluarkan 500 design lebih. Karena dua minggu sekali saya harus munculkan design baru supaya konsumen tidak jenuh," pungkasnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads