Kesulitan stok beras hampir terjadi secara merata, termasuk di wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Daerah yang menjadi lumbung padi di Jabar, bahkan nasional itu juga merasakan getirnya membeli beras dengan harga yang mahal.
Warga Indramayu menjerit. Di tanah yang menghasilkan padi jutaan ton itu tetap mengalami hal serupa dengan daerah lainnya. Mengutip dari BPS Jabar, Indramayu memproduksi padi sebanyak 1.419.736 ton pada 2023. Indramayu jadi juara penghasil padi di Jabar, di bawah Indramayu ada Karawang yang memproduksi 1.096.657 ton pada 2023.
Pada tahun 2022, Indramayu juga tetap menjadi lumbung padi di Jabar. Daerah di pantai utara Jabar ini menghasilkan padi sebanyak 1.482.255,86 ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Handayani salah seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Margadadi, Kabupaten Indramayu mengaku terkejut dengan harga beras yang semakin melambung. Untuk kebutuhan keluarganya, Yani biasanya membeli sekira 10 Kilogram beras jenis premium untuk stok konsumsi selama 2 minggu.
"Baru beli Minggu kemarin ya harganya sudah Rp170 ribu per 10 kilogramnya. Kaget juga harganya naik lagi. Untuk sekarang nggak tahu berapa harganya," kata Handayani saat ditemui detikJabar, Selasa (20/2/2024).
Selain harga, ia juga mengaku sempat kesulitan mencari stok beras di sejumlah minimarket. Sehingga, ia bisa mendapatkan kebutuhannya itu di pasar tradisional.
Memang kata Handayani, para pedagang pun mengaku kesulitan mencari pasokan beras agar bisa memenuhi kebutuhan pelanggannya. Bahkan, mereka (pedagang beras) harus membeli stok dengan cara bayar cash.
"Mungkin itu ya penyebab naiknya harga beras," perkiraan Handayani.
Hal senada juga dirasakan Herman, pedagang nasi padang di Kedokan Bunder Indramayu, ia menjelaskan sudah sebulan ini kesulitan mencari beras untuk kebutuhan jualannya. Sehingga, Herman mengaku ambil siasat untuk mengurangi penyajian nasi di setiap porsinya.
"Iya dikurangi sedikit porsi nasinya. Biar bisa dapat untung," ungkap Herman.
Dijelaskan Herman, selama sebulan ini harga beras jenis medium terus merangkak naik. Kenaikan harga beras di kisaran Rp 200 sampai Rp 500 per kilogram dalam satu Minggu.
"Naiknya nggak tentu, tapi tiap Minggu naik terus. Tadinya masih Rp 12.500 per kilogram sekarang sufah Rp 15.500 per kilogram," jelasnya.
Bukan soal harga, Herman pun tak jarang harus mencari beras di sejumlah minimarket. Bahkan, ia harus mencari ke setiap minimarket yang ada di luar kecamatan tempat ia tinggal.
Menurutnya, harga beras di minimarket lebih stabil. Karena masih banyak yang pakai harga lama. Tapi untuk saat ini, harganya pun relatif sama dengan di toko atau pasar tradisional. Namun, saat ini stok di minimarket justru mulai kosong.
"Untung sih masih ada tapi kan kita ngurangi takaran porsi jualan aja biar dapat untung," katanya.
Di sisi lain, Kantor Perum Bulog Cabang Indramayu menegaskan stok beras di Kabupaten Indramayu relatif aman. Untuk beras jenis CBP medium, Bulog Indramayu masih menyimpan sekira 4.500 ton stok beras.
"Stok Insyaallah akan terus bertambah mas. Karena akan ada pengiriman terus," ungkap Pimpinan Perum Bulog Cabang Indramayu, Ilhamsyah saat dihubungi detikJabar.
Rencana, pemerintah daerah dan Bulog Indramayu pada Minggu ini akan menggelar pasar murah atau gerakan pangan murah.
(sud/sud)